Jumat, 04 Maret 2011

Orang Tionghoa yang tidak mau Berubah
” Sekali Tionghoa Tetap Tionghoa ” Keseragaman yang kuat, ras yang bersatu, terpisahkan oleh lautan dan tapal batas, pada hakekatnya adalah rakyat yang sama-sama mewarisi peradaban Tionghoa. Mitos mengenai keseragaman dan tidak berubahnya sikap kepala batu orang Tionghoa perantauan memang ada. Orang tionghoa yang datang ke Indonesia tidak homogen, bahkan sejak mereka tiba di sini. Di satu pihak terdapat ” penduduk Tionghoa yang berakar setempat ” yang baik orang-orang tua maupun anak-anak mereka lahir di Indonesia sehingga orientasi mereka ke tiongkok telah jauh berkurang dan pengaruh budaya Indonesia nyata sekali.
Pada Awal-awal sebelunya imigran dari Cina kebanyakan Laki-laki tetapi apa yang ada di abad ke 20 malah sebaliknya, para imigran Cina yang mendominasi adalah wanita, hal ini telah menghambat akulturasi lebih lanjut dari penduduk tionghoa. Khususnya, perimbangan jumlah wanita yang bertambah di antara para imigran, sehingga banyak keluarga yang kedua orang tuanya berasal dari Tiongkok. Ini mengakibatkan semakin berkembangnya perasaan kebangsaan nasional dan nasionalisme tiongkok menjalar di antara penduduk tionghoa di Indonesia dan bahasa serta kebudayaan tiongkok berkembang di kalangan imigran dan anak-anak mereka dengan adanya sekolah-sekolah dengan berbahasa tionghoa . jadi. Karena pada waktu itu kesadaran nasional juga sedang bangkit di kalangan penduduk Indonesia, kaum minoritas tionghoa pun menjadi semakin sadar dan bangga akan ketionghoaanya. Proses ini mendorong kemajuan tertentu di kalangan peranakan tionghoa. Oleh sebab itu pada abad ke 20 ini, penduduk tionghoa semakin menjadi ” Tionghoa ” dan dimata orang Indonesia menjadi semakin ”asing” walaupun sebelumnya telah terjadi akulturasi yang sesungguhnya.
Banyak orang yang mengatakan, yang dapat mempercepat asimilasi di kalangan tionghoa adalah dengan masuk ke agama islam, karena agama islam telah diterima secara meyakinkan sebagai agama oleh sebagian besar penduduk indonesia. Namun di zaman modern ini sangat sedikit yang mau memeluk agama islam, berbagai alasan telah di utarakan, karena masuk agama islam di tuntut pengorbanan fisik contohnya khitanan atau sunat dan larangan makan daging babi, padahal daging ini salah satu makanan yang di sukai orang tionghoa. Dan juga dari kalangan tionghoa banyak yang beranggapan bahwa hanya di dalam nama saja yang islam, ini dilihat dari sebagian kelompok besar di jawa ( kaum islam abangan ). Apapun yang menjadi alasan mengapa sedikit sekali orang tionghoa yang menjadi muslim, walaupun ini tidak dapat mendukung pandangan bahwa mereka itu memegang dengan gigih agama tradisional mereka. Selain islam agama kristen baik katolik ataupun protestan menjadi pilihan mereka yang sangat relatif. Menurut pandangan kaum muslim keterasingan orang tionghoa di perkuat oleh keadaan mereka yang tidak mempercayai agama-agama resmi.
Dalam Kebudayaan Tionghoa banyak sekali simbol yang mempunyai arti dan maknanya, seperti binatang yang di jadikan simbol dan membawa hoki seperti, Burung Bangau, Liong atau Naga, Burung hong, Kijang, Ikan dan kupu-kupu. Binatang tersebut ada yang di pelihara, tapi yang tak lagi hidup di zaman sekarang seperti Naga, biasanya dimiliki dalam bentuk gambar atau bisa juga dalam bentuk tulisan atau barang-barang lainya. Binatang yang di jadikan simbol ini mempunyai arti tersendiri khususnya burung bangau merupakan hewan yang melambangkan panjang umur, pasalnya hewan ini memang bisa hidup selama ratusan tahun. Binatang Liong atau Naga melambangka kekuasaan atau kerajaan. Arti simbol ini mulai memudar seiring perkembangan zaman, banyak generasi muda Tionghoa yang tidak mengetahui lagi arti dan makna simbol tersebut, kalaupun ada dia hanya mengerti arti simbol-simbol umum saja seperti lilin dan garu.
Kalau di lihat dari apa yang di katakan di atas masyarakat muda Tionghoa di kota Jambi saat ini mereka kurang seperempat dari masyarakat Tionghoa, mereka sudah buta huruf, bahasa dan kebudayaan dari nenek moyangnya. Jadi mereka di golongkan sebagai orang Tionghoa karena kondisi warna kulit dan ciri-ciri lainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar