Kamis, 06 Desember 2012

Tanah Surga Katanya

Tanah Surga Katanya Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam oleh sebab itu indonesia mendapatkan julukan indonesia tanah surga. tulisan ini terinspirasi dari sebuah Film yang menggambarkan kenyataan lingkungan indonesia yang sangat luas dari sabang sampe marauke yang tidak mendapatkan perhatian dari pemerintahan republik indonesia. masyarakat indonesia yang beraneka ragam budaya menunjukan kekayaan yang dimiliki oleh bangsa kita untuk menggali sumber daya alam yang kita miliki. kenyataannya masayarakat kita banyak hidup menengah kebawah di bandingkan menengah ke atas. seperti yang kita lihat banyak masyarakat kita yang menjadi TKI di negara-negara lain untuk memperoleh hasil yang lebih baik, nah dimana letak yang katanya tanah kita ini tanah surga wong masyarakatnya mencari nafkah di tanah lain. di perbatasan kalimantan dengan serawak terdapat perbedaan yang jelas. bahwa pemerintah Malaysia merawat bahkan memperhatikan masyarakatnya dengan memberikan akses termudah untuk transportasi. sedangkan indonesia membiarkan masyarakatnya dan tidak ada jalan yang bagus untuk transportasi.

Senin, 03 Desember 2012

Artikel GANGGUAN KOMUNIKASI PADA PROSES PEMBELAJARAN Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Berbasis Teknologi I Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Mukhtar Latif, Mpd. Oleh : Satriyo Pamungkas, S.Pd Dunia sekarang yang semakin berkembang dan maju telah membawa banyak perubahan dalam pelbagai bidang. Malaysia tidak ketinggalan dalam mengejar kemajuan dunia. Kemajuan yang dimaksudkan merangkumi semua bidang ekonomi, politik, sosial kerohanian, kejiwaan, psikologikal dan kebudayaan. Peranan guru masa kini bukan saja menyampaikan pengajaran tetapi juga sebagai fasilitator dan pemberi perangsang kepada pelajar. Guru perlu mendidik dan membimbing untuk mengembangkan potensi pelajar secara menyeluruh dari segi jasmani, emosi, rohani dan intelek supaya mereka menjadi seorang yang berpengetahuan luas dan berakhlak mulia. Guru merupakan orang yang penting dalam pembentukan diri seseorang pelajar kerana mereka menghabiskan sebahagian besar masa di sekolah. Seorang kanak-kanak berhadapan dengan guru bermula sejak umur mereka 6 tahun iaitu di peringkat prasekolah sehingga peringkat remaja. Guru akan memuji, menegur, menguji dan menengking mereka semasa menjalankan tugas. Segala gerak laku dan perbuatan guru yang disenangi atau sebaliknya akan diperhatikan dan ditiru oleh pelajar. Oleh itu, segala tingkah laku dan perbuatan guru akan mempengaruhi sikap dan pembelajaran pelajar. Contohnya cara guru berpakaian, gaya berjalan, cara pertuturan dan lain-lain penampilan diri guru akan menjadi perhatian dan ikutan pelajar terutama guru yang menjadi idola kepada pelajarnya. Oleh itu, guru yang mempunyai personaliti baik serta perwatakan bersih akan dapat melahirkan generasi yang berakhlak. Seseorang guru yang memiliki sifat yang mulia dalam diri mereka seperti peramah, mesra, penyayang, bertimbang rasa, dan suka buat lawak akan lebih disukai oleh pelajar. Guru yang selalu hadir di kelas, ikhlas dan sabar disaat menyampaikan materi, tertib dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya, yakin pada diri sendiri akan diminati dan disukai oleh siswa. Hal ini akan membantu proses pengajaran dan pembelajaran menjadi lebih mudah dan berkesan kerana pelajar akan berminat dan menumpukan perhatian dalam proses pembelajaran. Terdapat juga guru yang melaksanakan proses pembelajaran secara keterlaluan dan berlebihan sehingga pandangan siswa akan menimbulkan kesan yang negatif kepada guru tersebut. Perubahan yang berlaku pada diri pelajar adalah seperti fobia terhadap guru, tidak mau ke sekolah dan sebagainya. Berbagai isu yang berkaitan dengan disiplin dan kode etik guru dipersoalkan dan tergambar dengan jelas di lingkungan sekolah. Contohnya seorang pelajar berusia 12 tahun yang pekak dan bisu telah di aniaya oleh gurunya. Dimana letak perikemanusiaan seorang guru sehingga sanggup melakukan perbuatan sedemikian terhadap siswa yang tidak normal. Hal ini telah menyebabkan masyarakat memandang negatif terhadap profesional keguruan. Namu ada juga guru yang tidak ikhlas dalam menjalankan amanah yang diberikan untuk mendidik siswa. Mereka beranggapan profesional keguruan hanyalah satu profesional sebagai pilihan terakhir. Faktor inilah yang menyebabkan mereka tidak mematuhi etika perguruan. Di bawah ini akan di jelaskan kesalah-kesalahan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga pesan yang terkandung di dalam materi tidak berjalan dengan baik yang mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak tercapai sesuai dengan apa yang telah di rencanakan sebelumnya. DI BAWAH INI ADALAH CONTOH-CONTOH GANGGUAN YANG DILAKUKAN OLEH GURU DI DALAM KELAS SAAT PROSES PEMBELAJARAN BERLANGSUNG : 1.
Dalam kegiatan proses pembelajaran penampilan seorang guru sangat mempengaruhi aktivitas belajarnya. Seorang guru tidak seharusnya menggunakan rok setengah tiang, hal ini akan mengakibatkan proses pembelajaran dalam penyamoaian pesan terganggu. Bisa jadi siswa-siswi di dalam kelas bukan memperhatikan materi yang di sampaikan tetapi malah memperhatikan betis dari kaki yang diperlihatkan seorang guru tersebut. 2. Coba perhatikan gambar di atas, seorang guru memakai pakaian ketat dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Kalau siswa-siswi yang di ajarkan adalah anak TK atau SD tidak masalah tetapi bagaimana apabila siswa yang di ajarkan pada tingkat SMP, SMA, atau perguruan tinggi yang sudah mengetahui hal-hal negative perempuan. Penampilan di atas jelas terlihat seorang guru memperlihatkan keindahan tubuhnya. Pertanyaannya apa yang menjadi perhatian siswa? Guru atau materi. Maka jadilah seorang guru yang penampilannya sederhana dan jagan terlalu berlebihan. 3. Salah satu aktivitas guru kesenian di atas sangatlah tidak wajar, memainkan gitar dengan duduk di kursi sambil meletakkan kedua kakinya di atas meja yang mengambarkan tidak adanya nilai-nilai moral dari seorang guru. Guru memang di tuntut harus berhati-hati dalam melakukan sesuatu apapun, karena ketika di dalam kelas sosok guru akan menjadi contoh bagi anak didiknya, yang menjadi pertanyaannya bagaimana seorang guru melihat siswa-siswinya mengangkat kedua kaki di atas meja nya sendiri? Jawaban yang tepat adalah guru jagan marah karena dia yang memberikan contoh prilaku seperti itu. 4. Pertanyaan yang muncul dari gambar di atas adalah apa yang menyebabkan seorang guru memakai baju di dalam kelas? Seharusnya aktivitas guru di dalam kelas adalah melaksanakan kegiatan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya bukannya malah sibuk memakai kancing baju. Hal ini akan mengakibatkan pandangan siswa kepada gurunya seperti ini " bagaimana materi yang di ajarkan sudah siap kalau gurunya sajan tidak siap dalam memakai baju". Jagan sampai melakukan hal yang buruk seperti di atas. 5. Seorang guru seharusnya memahami bahwa karakter anak di dalam kelas sangat berbeda dari satu dan yang lainnya. Seorang guru jangan main hakim sendiri dengan hukuman secara fisik sehingga akan mengakibatkan siswa lainnya merasa tidak nyaman. Kenyamanan di dalam kelas seharusnya di upayakan oleh guru agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik sehingga penyampaian pesan melalui komunikasi dapat mencapai tujuan pembelajaran. 6. Salah satu yang menjadi perhatian siswa ketika guru di kelas adalah penampilan cara berpakaian. Seorang guru seharusnya menggunakan pakaian yang sederhana dan enak di pandang oleh siswa sehingga tidak memunculkan persepsi-persepsi lain dari siswa. Gambar di atas melihatkan penampilan berpakaian guru sangat tidak sesuai dan berlebihan. Bisa kita lihat pada siswa yang berpakaian warna kuning sedang mengambil gambar gurunya dengan menggunakan kamera digital. 7.
Aktifitas seorang guru ketika di dalam kelas selalu menjadi perhatian siswa-siswinya. Oleh sebab itu guru harus menjaga situasi agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar tanpa adanya gangguan-gangguan yang dapat memunculkan perhatian siswa, sehingga guru harus bisa menahan kebiasaan-kebiasaannya yang dilakukan di luar kelas seperti merokok. Gambar di atas membuktikan bahwa guru masih melakukan aktivitas meroko di dalam kelas. Aktivitas merokok ini membuat siswa mencontoh dan meniru tingkah laku gurunya apalagi siswa yang di ajarkan di tingkat SD. aktivitas merokok yang dilakukan oleh guru saat berada di dalam kelas akan berpengaruh pada siswa, sehingga ketika mereka pulang aktivitas ini akan di praktekan di rumahnya. Gambar di atas menunjukan seorang anak sedang santai sambil merokok. Apakah ini tujuan pendidikan yang sebenarnya? 8.
Saat proses pembelajaran berlangsung, seorang guru harus bisa menjaga situasi lingkungan belajar tetap kondusif. Perhatian siswa di dalam kelas tertuju pada apa yang di berikan oleh gurunya melalui komunikasi. Bukan hanya penampilan, bahasa, dll yang menjadi perhatian siswa yang akan di ikuti tetapi prilaku seorang guru juga menjadi contoh siswa yang bisa di ikuti dengan jelas. Gambar di atas mencontohkan prilaku guru ketika di dalam kelas dengan menyampaikan materi duduk di atas meja. Prilaku seperti ini dapat di tiru dan di ikuti selamanya oleh peserta didik. Hal ini akan berdampak buruk bagi perkembagan anak untuk seterusnya. Bisa kita lihat siswa-siswi baik dari tingkat TK, SD, SMP, dan SMA sering melakukan kegiatan seperti duduk di atas meja, tidur-tiduran, dll. Oleh karena, seorang guru janganlah melakukan aktivitas-aktivitas yang kurang baik sehingga siswa-siswi tidak mengikutinya. 9.
Pada proses pembelajaran di kelas, guru harus menjaga penampilannya agar keseimbangan penampilan siswa agar tidak menjadi berlebihan. Gambar di atas kalau kita melihat terdapat kesalahan kecil yang akan berdampak pada siswa. Dari penampilan baik itu baju, celana, dll semuanya sudah di bisa di katakana layak tetapi kalau kita melihat sepatu yang di pakai oleh seorang guru tersebut ternyata tidak sesuai dengan sepatu yang seharusnya di pakai seorang guru. Sepatu yang harus di pakai oleh guru pria adalah sepatu. 10.
Intonasi dalam komunikasi sangat di perhatikan oleh guru, nada tinggi akan membuat siswa semakin tidak bisa mencerna pesan dari materi yang di sampaikan oleh guru.

Jumat, 23 November 2012

kerajinan dari Botol Plastik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepedulian masyarakat akan kebersihan lingkungan dapat menjadi salah satu ide munculnya peluang usaha baru. Hal ini terbukti dengan banyaknya usaha kerajinan yang memakai bahan baku dari sampah, terutama dari sampah plastik. Bahan plastik yang berasal dari rumah tangga ataupun pabrik, ternyata dapat dimanfaatkan untuk membuat produk – produk yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Pengolahan sampah yang efektif adalah sinergi dari semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah. Hal ini untuk mengurangi permasalahan sampah yang kian menggunung serta keterbatasan ruang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Berbagai cara pun dilakukan, mulai dari penghematan hingga daur ulang, tapi tetap saja sampah menggunung. Kerajinan Tangan dari sampah plastik merupakan kerajinan yang bisa menjadi alternatif peluang usaha di sekeliling kita. Seperti diketahui Plastik merupakan bahan kebutuhan yang banyak dipergunakan dalam kehidupan manusia modern. Akan tetapi sisa sampah dari plastik menjadi permasalahan tersendiri bagi kehidupan. Solusinya adalah dengan mengurangi penggunaan bahan yang berasal dari plastik atau mendaur ulang sampah plastik menjadi barang yang bermanfaat . Sampah plastik bisa diolah menjadi aneka Kerajinan yang memiliki potensi ekonomi yang cukup baik. Peluang usaha Kerajinan sampah plastik ini disamping mendatangkan rezeki juga mengurangi polusi akibat sampah plastik. Hampir semua masyarakat menyukai kerajinan sampah plastik, dari mulai tas, dan sandal yang sering digunakan pelajar, mahasiswa, serta anak muda lainnya, hingga perabot rumah tangga seperti kotak tisu, serta keset yang banyak dicari para ibu rumah tangga. Keberhasilan dan kesuksesan usaha rumahan membutuhkan kejelian untuk melihat peluang pasar dan strategi yang tepat. Hal itu tidak sulit, perlu mengetahui caranya. Inovasi yang menarik merupakan hal yang dibutuhkan untuk sukses berbisnis di bisnis rumahan, tentu saja dengan modal kecil dan untung besar. Ada sedikt cara sebelum melakukan pengolahan sampah, terlebih dahulu harus mengetahui apa saja material yang dapat didaur ulang. Dari jenis sampah organik, kita bisa mendaur ulang: 1. Sampah rumah tangga (sampah sisa kegiatan rumah tangga), di antaranya: sayuran dan buah-buahan yang dibuang dalam proses memasak, serta makanan sisa (nasi basi, tulang ikan, dan buah-buahan busuk) 2. Sampah anorganik, diantaranya: botol bekas dari plastik, kertas, Kaleng Bekas, bekas kemasan kue, rangka meja, besi, dan rangka beton, plastik bekas wadah shampoo, deterjen, ember, dan lainnya. Ada empat jenis sampah yang perlu di daur ulang (recycle) antara lain sampah plastik, kertas, aluminium, kayu, sampah organik, ban bekas, dan lainnya. Mengolah sampah plastik adalah sebuah harga mutlak, karena plastik tidak bisa diuraikan oleh tanah. Hal ini bisa mengurangi krisis sampah plastik. Salah satu sampah plastik yang dapat di jadikan kerajinan tangan yang mempunyai daya jual yaitu sampah plastik yang berbentuk botol. Botol plastik ini dapat di ubah menjadi berbagai bentuk jenis kerajinan yang dapat dijadikan sebagai dari hasil buah tangan berupa tempat sabun, mobil-mobilan, tempat pena, lampu kamar, boneka, dll. Mengubah sampah Botol yang terbuat dari bahan plastik menjadi kreasi, Cara membuatnya juga tidak sulit. Persiapkan bahan-bahannya, di antaranya botol plastik, seperti botol bekas air mineral, botol bekas shampoo, cologne, sabun cair, dan pemutih pakaian, kain felt, pita kain, benang wol hitam, dan dasar kain. Kemudian, sediakan alat-alat yang digunakan untuk pembuatan aneka kreasi bentuk ini, yaitu gunting, lem, lem tembak, cat poster, spidol warna-warni. Saat ini yang menjadi pilihan ibu rumah tangga untuk bekerja adalah faktor ekonomi. Mereka menghawatirkan dengan mengandalkan gaji suami saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bekerja dan mengelola usaha sendiri bukanlah hal yang asing lagi, banyak ibu rumah tangga menjalankan bisnis ini dirumah agar dapat mengasuh anak-anaknya, hasilnya tergantung dari usaha dan target yang ingin di capai. Untuk membuat kerajinan dari botol plastik bekas ini ada beberapa yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu agar dapat berjalan dengan lancer dan optimal, antara lain, ruang tempat pelatihan, penyediaan alat-alat, penyediaan bahan utama dan penunjang, dan kualitas hasil kerajinan yang dihasilkan. Tujuan dari pelatihan keterampilan dari botol plastik bekas ini agar ibu-ibu rumah tangga dapat mengolah sampah dari botol plastik dengan alat sederhana menghasilkan karya seni yang tingi. BAB II ANALISIS TUJUAN PEMBELAJARAN Kondisi perekonomian di daerah sipin tepatnya di lorong kebun jeruk RT 16/05 kota jambi tergolong dalam tingkat perekonomian menengah kebawah. Untuk meningkatkan perekonomian keluarga, usaha rumahan ibu rumah tangga adalah suatu alternative yang sangat potensial. Ibu rumah tangga pada umumnya memiliki waktu yang cukup sehingga sangat baik jika di salurkan untuk membuka usaha rumahan. Dengan usaha dirumah, para ibu rumah tangga berharap bisa mendapat tambahan penghasilan yang bisa membantu keuangan keluarga. Salah satu bahan yang dapat di ubah oleh ibu-ibu rumah tangga adalah sampah dari botol plastik. Usaha kerajinan botol plastik dapat di jadikan usaha sampingan untuk meningkatkan perekonomian rumah tangga, jika dilakukan dengan fokus, punya rencana, target, waktu, dan komitmen untuk menjalaninya. Kerajinan dari sampah botol plastik bisa dijadikan usaha rumahan, dari kesederhanaan usaha rumahan, kerajinan dari botol plastik bekas ini akan memberikan kelebihan, baik berupa perekonomian, karya seni, penciptaan lapangan kerja, dan mengurangi sampah yang menggunung di tempat pembuangan akhir (TPA). Analisis kemampuan bawahan sebagai berikut : 1. Mengenalkan usaha rumahan kerajinan botol platik a)Mengenal apa itu usaha rumahan b)Menjelaskan bahwa usaha rumahan dapat menambah perekonomian keluarga. 2. Mengenalkan panduan dasar tentang kerajinan dari botol plastik a) Mengenalkan apa itu botol plastik b) Mengenalkan contoh kerajinan hasil dari botol plastik c) Mengenalkan jenis botol yang dapat di gunakan d) Mengenalkan biaya awal yang di butuhkan e) Mengenalkan alat bantu yang di perlukan f) Mengenalkan bahan-bahan utama yang di butuhkan 3. Menjelaskna proses pembuatan kerajinan dari botol plastik a) Menjelaskan cara membersihkan botol plastik b) Menjelaskan pembuatan pola c) Menjelaskan cara menggunting botol plastik d) Menjelaskan cara membuat lubang di botol plastic 4. Membuat assesories a) Membuat kotak tisu b) Membuat mobil-mobilan c) Membuat tempat pensil dan pena d) Membuat boneka e) Membuat sarang lampu f) Membuat tas/ dompet 5. Perhitungan keuntungan usaha a) Kebutuhan dasar b) Bahan untuk kerajinan botol plastik c) Bahan penunjang d) Biaya lain-lain e) Menghitung pendapatan f) Menghitung laba rugi 6. Pemasaran kerajinan dari botol plastik a) Mengetahui tempat lokasi pasar-pasar b) Mengenal strategi pemasaran c) Mempromosikan d) Memasarkan hasil kerajinan 7. Kepuasan pribadi a) Mengisi waktu luang dengan hal yang positif b) Menumbuhkan motivasi diri c) Menumbuhkan sikap wirausaha dalam diri d) Memberikan pelayanan dengan baik kepada konsumen e) Membuka lapangan kerja f) Menjadi menager dalam usaha sendiri g) Menggali potensi diri dengan sarana sederhana dan modal yang kecil Tabel daftar kemampuan bawahan No Kemampuan Bawahan Domain Kognitif Afektif Psikomotor 1 Mengenal kerajinan botol plastik a)Mengenal usaha rumahan b)Menjelaskan perekonomian keluarga. 2 Mengenalkan kerajinan botol a)Mengenalkan botol plastik b)contoh kerajinan botol plastik c)Mengenalkan jenis botol d)Mengenalkan biaya awal e)Mengenalkan alat bantu f)Mengenalkan bahan utama 3 Menjelaskna Proses pembuatan a) cara membersihkan botol b) Menjelaskan pembuatan pola c) cara menggunting botol plastik d)cara membuat lubang di botol 4 Membuat assesories a) Membuat kotak tisu b) Membuat mobil-mobilan c) Membuat tempat pensil/pena d) Membuat boneka e) Membuat sarang lampu f) Membuat tas/ dompet 5 Perhitungan keuntungan usaha a) Kebutuhan dasar b) Bahan kerajinan botol plastik c) Bahan penunjang d) Biaya lain-lain e) Menghitung pendapatan f) Menghitung laba rugi 6 Pemasaran kerajinan a) Mengetahui lokasi pasar b) Mengenal strategi pemasaran c) Mempromosikan d) Memasarkan hasil kerajinan 7 Kepuasan pribadi a) Mengisi waktu positif b) Menumbuhkan motivasi diri c) Menumbuhkan wirausaha d) Memberi pelayanan konsumen e) Membuka lapangan kerja f) Menjadi menager sendiri g) Menggali potensi diri

Rabu, 03 Oktober 2012

Kreatifitas Guru Pada Proses Pembelajaran

KREATIFITAS GURU PADA PROSES PEMBELAJARAN Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah Dosen Pembimbing : Dr. Hermah Budiyono. M.Pd Oleh Satriyo Pamungkas Megister Teknologi Pendidikan Universitas Jambi Tahun 2012/2013 TOPIK KREATIFITAS GURU PADA PROSES PEMBELAJARAN TESIS : Karena guru harus memiliki kreatifitas dalam menyampaikan materi pembelajaran, maka perlu adanya penyampaian materi dengan berbagai macam model-model dan media pembelajaran. Hal ini dilakukan agar penyajian materi yang dilakukan oleh guru lebih menarik serta membuat siswa dapat memahami isi dari materi yang akan di sampaikan dengan baik. RUMUSAN MASALAH : Bagaimana menjadi guru yang mempunyai kreatifitas pada saat proses pembelajaran ? TUJUAN: Menjelaskan model pembelajran dan media pembelajaran agar guru menjadi kreatif dan professional saat melaksanakan pengajaran. KERANGKA :Landasan hukum kreatifitas Teori Kreatifitas Metode Pembelajaran Model Pembelajaran Media Pembelajaran Pendekatan Sistem Dalam Model Pembelajaran Yang Berhasil Peran Kreatifitas Guru Dalam Pembelajaran Yang Berhasil DAFTAR ISI Halaman Judul Pemilihan Topik Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1 A. Latar Belakang………………………………………………. 1 B. Rumusan Masalah…………………………………………… 4 C. Tujuan Penulisan……………………………………………. 4 BAB II PEMBAHASAN……………………………………….............. 5 A. Landasan Teoritis kreatifitas………………………………. 5 B. Defenisi Kreatifitas…………………………………………… 5 C. Teori Kreatifitas……………………………………………….. 10 D. Defenisi Pendidikan………………………………………….. 14 E. Fungsi Pendidikan……………………………………………. 14 F. Defenisi Pembelajaran……………………………………….. 15 G. Tujuan Belajar Dan Pembelajaran………………………... 15 H. Ciri-ciri Belajar…………………………………………………. 16 I. Landasan Teoritis Penggunaan Media…………………….. 17 J. Defenisi Media………………………………………………….. 18 K. Penggunaan Media……………………………………………. 18 L. Kreatifitas Guru Dalam Proses Belajar Mengajar……… 21 M. Metode Pendukung Pembelajaran Kreatifitas Guru…. 22 N. Ciri Pengembangan Model Pembelajaran………………. 23 O.Pendekatan Sistem Dalam Model Pembelajaran Yang Berhasil…………………………………………………... 23 P. Peran Kreatifitas Guru Dalam Pembelajaran Yang Berhasil………………………………………………….. 24 BAB III KESIMPULAN……………………………………………………. 25 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajaran yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu menfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui prosesbelajar. Desain belajar yang baik, ditunjang fasilitas yang memadai, ditambah dengan kretifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar. Pembelajaran dengan pilihan-pilihan merupakan pembelajaran trend di abad-abad sekarang, yaitu banyaknya pilihan-pilihan tempat pembelajaran, model dan berbagai macam media pembelajaran yang banyak bermunculan. Pembelajaran dengan pilihan akan membuat soerang guru mampu menjadi seorang guru menjadi kreatif dalam pembelajaran (Sukamto. 1999). Kegagalan pendidikan bukan diakibatkan oleh kurikulum tetapi kurangnya kemampuan profesionalisme guru dan keengganan belajar siswa. Kretifitas sebagai penunjang kelancaran guru dalam melaksanakan tugasnya, sangat dipengaruhi oleh dua faktor besar yaitu faktor internal yang meliputi minat dan bakat dan faktor eksternal yaitu berkaitan dengan lingkungan sekitar, saranag dan prasarana, serta berbagai latihan yang dilakukan guru (Sumargi. 1999 : 67). Menurut Gagne & Briggs, yang penting dalam mengajar bukanlah upaya guru untuk menyampaikan bahan, melainkan mengupayakan agar siswa dapat mempelajari bahan sesuai dengan tujuan. Ini berarti bahwa upaya guru hanya merupakan serangkaian peristiwa yang dapat mempengaruhi siswa untuk belajar. Dengan demikian, peranan guru berubah bukan saja sebagai penyampaian informasi ( informatory ). Melainkan juga bertindak sebagai stimulator bagi terjadinya proses belajar-mengajar (Subana : 2009 : 14). Apa yang terjadi dalam mengajar itu, mengajar terdiri atas sejumlah kejadian tertentu yaitu, membangkitkan dan memelihara perhatian, menjelaskan hasil yang diharapkan setelah belajar, merangsang siswa untuk mengingat kembali konsep, menyajikan stimuli yang berkenaan dengan bahan, memberikan bimbingan dalam proses belajar, memberikan feedback, menilai hasil belajar, mengusahakan transfer dengan memberikan contoh-contoh, dan memantapkan apa yang terjadi dengan latihan. (Nasution, 1982) Seorang guru harus memiliki kemampuan yang baik dan maksimal dalam menjalankan pekerjaan. Kemempuan itu dapat dilihat dari kesanggupan menjalankan peranannya sebagai guru, pengajar, pembimbing, dan administrator. Untuk mencapai itu, seorang guru harus memperhatikan tujuan pembelajaran dan menyesuaikan penggunaan media dan model pembelajaran yang tepat. Maka dari itu, media tidak lagi dipandang sebagai alat bantu belaka bagi guru untuk mengajar, tetapi sebagai alat penyalur pesan atau pemberi pesan. (Rajuli, 2012:2) Model Pembelajaran merupakan pedoman bagi guru dan siswa untuk mencapai tujuan belajar. Dalam model pelajaran itu dikemukakan tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa. Isi dari model pengajaran yang luas yang dapat digunakan guru untuk mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan. Dengan demikian, pengajaran menjadi suatu yang ilmiah, terkontrol dan terarah pada tujuan. (Sabana, 2009) Media pembelajaran merupakan alat yang membantu guru dalam kegiatan belajar-mengajar dalam kegiatan belajar-mengajar. Selain itu, media dapat memberikan motivasi pengalaman lebih kongret, dan meningkatkan kreatifitas guru dan siswa dalam pembelajaran. Maka dari itu, seorang guru harus dapat menentukan media yang paling tepat untuk digunakan dalam pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan tidak semua media dapat digunakan dalam pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan tidak semua media dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam pembelajaran. Menurut Dr. Nana Sudjana (1988 : 62) dengan adanya perubahan yang menyeluruh mengenai teknologi pengajaran termasuk model-model pendukungnya melahirkan konsep-konsep baru. Yaitu, yang semula bertitik tolak dari benda, penghayatan, kekongkretan, kemudian dengan konsep proses. Konsep proses ini menegaskan bahwa hubungan antara peristiwa-peristiwa didalam kegiatan pengajaran itu dinamis dan berkesinambungan. B. Rumusan Masalah Dari apa yang telah dijelaskan pada latar belakang maka dapat di rumuskan masalah bagaimana menjadi guru yang mempunyai kreatifitas pada saat proses pembelajaran. C. Tujuan Penulisan Penulisan ini bertujuan untuk menjelaskan model-model pembelajaran dan media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru sebagai wujud dari kreatifitas seorang guru yang professional. BAB II PEMBAHASAN A. Landasan Teoritis Kreatifitas Berdasarkan ketetapan MPR RI Nomor VI tahun 2001 tentang etika kehidupan berbangsa, pada butir kelima mengenai etika keilmuan dimana untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, ilmu pengetahuan dan teknologi agar warga bangsa mampu menjaga harkat dan martabatnya, berpihak kepada kebenaran untuk mencapai kemuslahatan dan kemajuan sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya. Etika ini diwujudkan secara pribadi ataupun kolektif dalam karsa, cipta, dan karya, yang tercermin dalam prilaku kreatif, inovatif, inventif, dan komunikatif, dalam kegiatan membaca, belajar, meneliti, menulis, berkarya, serta menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Etika keilmuan menegaskan petingnya budaya kerja keras dengan menghargai dan memanfaatkan waktu, disiplin dalam berfikir dan berbuat, serta menempati janji dan komitmen diri untuk mencapai hasil yang terbaik. Disamping itu, etika ini mendorong tumbuhnya kemampuan menghadapi hambatan, rintangan dan tantangan dalam kehidupan, mampu mengubah tantangan menjadi peluang, mampu menumbuhkan kreatifitas untuk mencapai kesempatan baru, dan tahan uji serta pantang menyerah. ( MPR RI, 2003: 97 ) B. DEFENISI KREATIFITAS Definisi kreativitas tergantung pada segi penekanannya, kreativitas dapat didefinisikan kedalam empat jenis dimensi sebagai Four P’s Creativity, yaitu dimensi Person, Proses, Press dan Product sebagai berikut : 1. Definisi kreativitas dalam dimensi Person Definisi pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat disebut kreatif. “Creativity refers to the abilities that are characteristics of creative people” (Guilford, 1950) “Creative action is an imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique and characteristic way” (Hulbeck, 1945) Guilford menerangkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat. Sedangkan Hulbeck menerangkan bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Definisi kreativitas dari dua pakar diatas lebih berfokus pada segi pribadi. 2. Kreativitas dalam dimensi Proses Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif. “Creativity is a process that manifest in self in fluency, in flexibility as well in originality of thinking” Utami Munandar menerangkan bahwa kreativitas adalah sebuah proses atau kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibititas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci), suatu gagasan. Pada definisi ini lebih menekankan pada aspek proses perubahan (inovasi dan variasi). Selain pendapat yang diuraikan diatas ada pendapat lain yang menyebutkan proses terbentuknya kreativitas sebagai berikut : Wallas mengemukakan empat tahap dalam proses kreatif yaitu : Tahap Persiapan; adalah tahap pengumpulan informasi atau data sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas dasar berbagai pemikiran kemungkinan pemecahan masalah yang dialami. Inkubasi; adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah dalam alam prasadar. Tahap ini berlangsung dalan waktu yang tidak menentu, bisa lama (berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun), dan bisa juga hanya sebentar (hanya beberapa jam, menit bahkan detik). Dalam tahap ini ada kemungkinan terjadi proses pelupaan terhadap konteksnya, dan akan teringat kembali pada akhir tahap pengeraman dan munculnya tahap berikutnya. Tahap Iluminasi; adalah tahap munculnya inspirasi atau gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini muncul bentuk-bentuk cetusan spontan, seperti dilukiskan oleh Kohler dengan kata-kata now, I see itu yang kurang lebihnya berarti “oh ya”. Tahap Verifikasi; adalah tahap munculnya aktivitas evaluasi tarhadap gagasan secara kritis, yang sudah mulai dicocokkan dengan keadaan nyata atau kondisi realita. Dari dua pendapat ahli diatas memandang kreativitas sebagai sebuah proses yang terjadi didalam otak manusia dalam menemukan dan mengembangkan sebuah gagasan baru yang lebih inovatif dan variatif (divergensi berpikir). 3. Definisi Kreativitas dalam dimensi Press, Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press atau dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Definisi Simpson (1982), merujuk pada aspek dorongan internal dengan rumusannya sebagai berikut : “The initiative that one manifests by his power to break away from the usual sequence of thought” Mengenai “press” dari lingkungan, ada lingkungan yang menghargai imajinasi dan fantasi, dan menekankan kreativitas serta inovasi. Kreativitas juga kurang berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan tradisi, dan kurang terbukanya terhadap perubahan atau perkembangan baru. (Munandar, 1999 ) 4. Definisi Kreativitas dalam dimensi Product Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif. “Creativity is the ability to bring something new into existence” Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada orisinalitas, seperti yang dikemukakan oleh Baron (1969) yang menyatakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru. Begitu pula menurut Haefele (1962) dalam Munandar, 1999; yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial. Dari dua definisi ini maka kreatifitas tidak hanya membuat sesuatu yang baru tetapi mungkin saja kombinasi dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya. Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan makna dari kreativitas yang dikaji dari empat dimensi yang memberikan definisi saling melengkapi. Untuk itu kita dapat membuat berbagai kesimpulan mengenai definisi tentang kreativitas dengan acuan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli. Dari beberapa uraian mengenai definisi kreativitas yang dikemukakan diatas peneliti menyimpulkan bahwa : “Kreativitas adalah proses konstruksi ide yang orisinil (asli), bermanfaat, variatif (bernilai seni) dan inovatif (berbeda/lebih baik)”. C. Teori Kreatifitas Teori yang melandasi pengembangan kreativitas dapat dibedakan menjadi Tiga, yaitu: Teori Psikoanalisis, Teori Humanistik, Teori Cziksentmihalyi 1.Teori Psikoanalisis Pribadi kretif dipandang sebagai seorang yang pernah mengalami traumatis, yang dihadapi dengan memunculkan gagasan-gagasan yang disadari dan tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma. Teori ini terdiri dari: a. Teori Freud Freud menjelaskan proses kretif dari mekanisme pertahanan (defence mechanism). Freud percaya bahwa meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama kreativitas karena kebutuhan seksual tidak dapat dipenuhi, maka terjadi sublimasi dan merupakan awal imajinasi. Macam mekanisme pertahanan: - Represi - regresi - Konpensasi - Proyeksi - Sublimasi - Pembentukan reaksi - Rasionalisasi - Pemindahan - Identifikasi - Kompartementalisasi - Introjeksi b. Teori Ernst Kris Erns Kris (1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi seiring memunculkan tindakan kreatif. Orang yang kreatif menurut teori ini adalah mereka yang paling mampu “memanggil” bahan dari alam pikiran tidak sadar. Seorang yang kreatif tidak mengalami hambatan untuk bias “seperti anak” dalam pemikirannya. Mereka dapat mempertahankan “sikap bermain” mengenai masala-masalah serius dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka m ampu malihat masalah-masalah dengan cara yang segar dan inovatif, mereka melakukan regresi demi bertahannya ego (Regression in The Survive of The Ego) c. Teori Carl Jung Carl Jung (1875-1967) percaya bahwa alam ketidaksadaran (ketidaksadaran kolektif) memainkan peranan yang amat penting dalam pemunculan kreativitas tingkat tinggi. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbil penemuan, teori, seni dan karya-karya baru lainnya. 2.Teori Humanistik Teori Humanistik melikat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Teori Humanistik meliputi: a. Teori Maslow Abraham Maslow (1908-1970) berpendapat manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan, Kebutuhan tersebut adalah: 1. Kebutuhan fisik/biologis 2. Kebutuhan akan rasa aman 3. Kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta 4. Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri 5. Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri 6. Kebutuhan estetika 7. Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan pertama disebut kebutuhan “deficiency”. Kedua Kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri dan estetik atau transendentasi) disebut kebutuhan “being”. Proses perwujudan diri erat kaitannya dengan kreativitas. Bila bebas dari neurosis, orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang hakiki. Mereka mencapai “peak experience” saat mendapat kilasan ilham (flash of insight). b. Teori Rogers Tiga kondisi internal dari pribadi kreatif, yaitu: 1. Keterbukaan terhadap pengalaman 2. Kemampuan untuk menilai situasi patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation) 3. Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.( Winn, W, 1978:35 ) Apabila seseorang memiliki ketiga cirri ini maka kesehatan psikologis sangat baik. Orang tersebut diatas akan berfungsi sepenuhnya menghasilkan karya-karya kreatif, dan hidup secara kreatif. Ketiga cirri atau kondisi tersebut uga merupakan dorongan dari dalam (internal press) untuk kreasi. 3. Teori Cziksentmihalyi Ciri pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah Predisposisi genetis (genetic predispotition). Contoh seorang yang system sensorisnya peka terhadap warna lebih mudah menjadi pelukis, peka terhadap nada lebih mudah menjadi pemusik. Minat pada usia dini pada ranah tertentu Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam terhadap ranah tertentu, sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas. Akses terhadap suatu bidang Adanya sarana dan prasarana serta adanya pembina/mentor dalam bidang yang diminati sangat membantu pengembangan bakat. ( Winn, W, 1978:38 ). Access to a field, Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sejawat + tokoh-tokoh penting dalam bidang yang digeluti, memperoleh informasi yang terakhir, mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan pakar-pakar dalam b idang yang diminati sangat penting untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang-orang penting. Orang-orang kreatif ditandai adanya kemampuan mereka yang luar biasa untuk menyesuaikan diri terhadap hampir setiap situasi dan untuk melakukan apa yang perlu untuk mencapau tujuannya. ( Munandar, 2000 ) D. Defenisi Pendidikan Pendidikan pada dasarnya adalah pengembangan pancadaya mengacu kepada hakikat manusia dalam bingkai dimensi kemanusiaan yang semuanya itu terkandung manusia. ( Prayitno, 2011:67 ) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. E. Fungsi Pendidikan Menurut Horton dan Hunt dalam Wikipedia Indonesia, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes) berikut: 1.Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah. 2.Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat. 3.Melestarikan kebudayaan. 4.Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi. F. Defenisi Pembelajaran Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan prilaku kearah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan. (Mulyasa, 2002:100) Interkasi antara peserta didik dengan lingkungannya, dimana dapa di artikan bahwa tugas guru yang paling utama mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan prilaku bagi peserta didik. G. Tujuan Belajar Dan Pembelajara Guru sebagai salah satu unsur pendidik harus memiliki kemampuan memahami bagaimana peserta didik belajar dan kemampuan mengorganisasikan proses belajar yang mampu mengembangkan kemampuan dan bentuk watak peserta didik. Belajar dan pembelajaran satu sama lain memiliki keterkaitan substantif dan fungsional. Keterkaitan substantif belajar dan pembelajaran terletak pada simpulan terjadinya perubahan prilaku dalam diri individu. Sementara keterkaitan fungsional pembelajaran dan belajar adalah bahwa pembelajaran sengaja dilakukan untuk menghasilkan proses belajar atau dengan kata lain belajar merupakan parameter pembelajaran. Tujuan dari belajar adalah untuk memperoleh hasil belajar dan penggalaman hidup, sedangkan tujuan dari pembelajaran adalah untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Walaupun belajar dan pembelajaran memiliki keterkaitan demikian, perlu di ingat bahwa tidak semua proses belajar merupakan pembelajaran. Oleh sebab itu dapat pula di katakan bahwa belajar bersifat internal atau individu. Sedangkan pembelajaran bersifat publik. (Winataputra, 2008:10) Sehubung dengan itu sebagai calon pendidik yang baik hendaknya memahami dan menerapkan konsep dasar belajar dan pembelajaran serta tujuan dari belajar dan pembelajaran sehingga peserta didik dapat belajar dalam kondisi pembelajaran yang efektif. H. Ciri Ciri Belajar Tidak semua perubahan yang terjadi pada peserta didik terjadi karena adanya proses belajar. Jika demikian, apakah ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar ? beriku ini akan di jelaskan cirri-ciri perubahan yang di hasilkan dari proses belajar : 1. Perubahan terjadi secara sadar Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. 2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional Sebagai hasil belaja, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikunya. 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperolah sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang di peroleh. 4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahn yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itutertjadi karena ada tujuan yang akan di capai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar di sadari. 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya dia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, perubahan, dan sebagainya (Slameto, 2010:3) F. Landasan Teoritis Penggunaan Media Pendidikan Menurut Bruner (1966: 10-11) ada tiga tingkatan utama modus belajar, (1) pengalaman langsung (enactive), pengalaman gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic). Levie & Levie (1975) memberikan kesimpulah bahwa melalui stimulus gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti menginggat, mengenali, dan menginggat kembali serta menghubung-hubungkan fakta dan konsep. Hal ini memberi dukungan atas konsep dual coding hypothesis (hipotesis koding ganda) dari Paivio (1971) yang mengatakan bahwa ada dua sistem ingtan manusia, satu untuk menggelola simbol-simbol verbal kemudian menyimpanya dalam bentuk proposi image, dan yang lainnya untuk mengelola image nonverbal yang kemudia disimpan dalam bentuk proporsi verbal. (Arsyad, 2008:7-9) G. Defenisi Media Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ”tengah”, ”perantara”, atau”pengantar”. Dalam bahasa Arab, Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Sedangkan Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang mebangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. (Arsyad, 2008:3) H. Penggunaan Media Salah satu cirri media pembelajaran adalah bahwa media mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerima yaitu siswa, oleh karena itu perlu dikembangkan lingkungan pembelajaran yang interaktif yang dapat menjawab dan memenuhi kebutuhan belajar. Berikut ini akan diuraikan penggunaan dan pengembangan media pembelajaran yang mengikuti taksonomi Leshin (1992) yaitu media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main peran, kelompok, dan lain-lain). a. Media Berbasis Manusia Media ini merupakan media tertua yang digunakan untuk mengirim dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan belajar siswa. b. Media Berbasis Cetakan Pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Media berbasis cetakan akan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang, yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong. (Arsyad, 2008:87) c. Media Berbasis Visual Menurut Dr. Nana Sudjana ( 2007: 57 ) Pengajaran berbasis visual adalah setiap gambar, model, benda atau alat-alat lain yang memberikan pengalaman visual yang nyata kepada siswa. Pengajaran visual didasarkan atas asumsi bahwa pengertian-pengertian yang abstrak dapat di sajikan lebih kongret. Alat bantu visual itu bertujuan untuk : a. Memperkenalkan, membentuk, memperkaya, serta memperjelas pengertian atau konsep yang abstrak kepada siswa. b. Mengembangkan sikap-sikap yang dikehendaki. c. Mendorong kegiatan siswa lebih lanjut Sementara menurut Arsyad (2008:87) bentuk dari visual berupa, (a) gambar representasi seperti lukisan atau foto yang menunjukan bagaimana tampaknya suatu benda, (b) digram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi konsep, (c) peta yang menunjukan hubungan-hubungan ruang antara unsure-unsur dalam isi materi, (d) grafik seperti tabel, grafik, dan chart (bagan) yang menyajikan gambaran data atau antarhubungan seperangkat gambar atau angka-angka. Sama seperti media pengajaran lainya, model visual juga mempunyai kelemahan. Menurut Sudarwo ( 1988 : 54 ) kelemahan dari visual ini adalah guru atau pelatih menyerahkan begitu saja pengawasan terhadap kelasnya selama penyajian visual berlangsung, selanjutnya visual hanya bisa diperagakan dengan peralatan yang cocok. Disamping itu penggunaannya mempunyai implikasi dengan biaya. d. Media Berbasis Audiovisual Penggunaan media ini yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audiovisual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak rancangan dan penelitian. e. Media Berbasis Komputer Dewasa ini computer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan latihan. Penggunaan computer sebagai media pembelajaran secara umum mengikuti proses intruksional sebagai berikut, (1) merencanakan, mengatur, dan mengorganisasikan, dan menjadwalkan pelajaran, (2) mengevaluasi siswa, (3) mengumpulkan data mengenai siswa, (4) melakukan analisis statistik mengenai data pembelajaran, (5) membuat catatan perkembangan pembelajaran. f. Media Berbasis Perpustakaan Dalam dua dekade terakhir ini perpustakaan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sekolah. Perpustakaan merupakan pusat akademis. Perpustakaan menyediakan bahan-bahan pustaka berupa barang cetakan seperti buku, majalah/jurnal ilmiah, peta, surat kabar, karya-karya tulis, serta bahan-bahan non-cetakan seperti, Micro-fish, micro-film, foto-foto, film, kaset audio/video, lagu dalam piringan hitam, rekaman pidato(documenter), dan lain-lain. oleh karena itu perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh pelajar, mahasiswa, dan masyarakat pada umumnya untuk memperoleh informasi dalam berbagai bidang keilmuanbaik untuk tujuan akademismaupun untuk reaksi. Bahan-bahan itu dapat dikelompokan ke dalam tiga jenis, (1) referensi, (2) reserve, (3) pinjaman. (Arsyad, 2008:102) L. Kreatifitas Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Pendapat yang menyatakan bahwa mengajar adalah proses penyampaian atau penerusan pengetahuan, sudah ditinggalkan oleh banyak orang. Kini, mengajar dimaknai sebagai perbuatan yang kompleks, yaitu penggunaan secara integrative sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan. Guru yang professional adalah guru yang dapat melakukan tugas mengajarnya dengan baik. Dalam mengajar di perlukan keterampilan atau kreativitas yang dibutuhkan untuk kelancaran proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. (Syaifudin, Udin, 2011:55) M. Metode Pendukung Pembelajaran Kreatifitas Guru Berbicara tentang metode pembelajaran, kita akan di ingatkan tentang bagaimana bagaimana menempatkan posisi diri yang tepat sebagai seorang guru di tengah pembelajaran di kelas. Berikut akan disajikan beberapa metode yang paling banyak memberikan keefektifan dan keberhasilan guru dalam mengajar. Seperti berikut : a. Metode Ceramah Metode ceramah merupakan metode tradisional untuk mengajar orang dewasa. Pada hakikatnya di sampaikan dengan bentuk dan gaya otokratis. Metode ini gampang dijalnkan. Karena penceramah hanya menyampaikan informasi. Biasanya pelajar tidak mempunyai banyak kesempatan untuk member tanggapan, pertanyaan dan komentar biasanya baru dapat dilaksanakan setelah ceramah berakhir. Oleh sebab itu, siswa menjadi peserta pasif, dan penceramah tidak banyak mendapatkan umpan balik. b. Metode Demontrasi Pelajaran menuru metode demontrasi ini terdiri dari tiga tahap, (1) tahap pertama dimana member ceramah singkat untuk menerangkan tujuan belajar, (2) tahap pengembangan, dimana terjadi tanya jawab dan aktifitas-aktifitas lain, (3) tahap konsolidasi, dimana bahan pelajaran ditinjau kembali, direvisi, dan di tes. Metode ini dipakai untuk mencapai tujuan kognitif dan psikomotorik. c. Metode Diskusi Metode diskusi kelompok tidak ada defenisi yang tepat. Pada hakekatnya metode ini berpusat pada pelajar, akan tetapi diskusi dapat berpariasi dari diskusi yang tidak terstruktur sampai kepada situasi yang terstruktur, dimana guru bertindak dengan tegas dan secara otokratis, metode diskusi ini selalu berkisar kepada suatu persoalan. d. Metode Tutorial Pada umumnya tutorial dipandang sebagai salah satu usaha pendidikan yang paling bernilai. Namun demikian, strategi ini praktis tidak dapat perhatian dari para peneliti. e. Metode Brain Storming Metode ini dianggap lemah. Strategi ini berdasrkan pendapat bahwa sekelompok manusia dapat mengajukan usul lebih banyak dari anggotanya masing-masing. ( Mukhtar, 2001: 45) N. Ciri Pengembangan Model Pembelajaran Masing-masing metode mempunyai cirri-ciri yang spesifik. Model pengemabngan pada produk cirri-cirinya adalah, (1) Melibatkan beberapa sumber, (2) Tujuan Intruksional secara persial sudah ditentukan, (3) tujuan produksi adalah untuk menghasilkan satu (master produk) dan kalau memungkinkan diperbanyak menjadi beberapa salina program. O. Pendekatan Sistem Dalam Model Pembelajaran Yang Berhasil Sebelum menyusun perencanaan pembelajaran, terlebih dahulu perlu mengenali kedudukan sistem pembelajaran yang ada disekolah. Pengenalan tersebut dimaksudkan agar guru memperoleh informasi yang relevan tentang semua komponen sistem pembelajaran yang ada, yang pada gilirannya dijadikan sebagai bahan untuk merancang sistem pembelajaran yang lebih baru. Usaha pengenalan dapat dilakukan dengan tiga cara, (1) melakukan observasi langsung ke sekolah, (2) melakukan studi kajian terhadap tiap komponen sistem pembelajaran, (3) pendalaman, penguatan, dan perluasan dengan mempelajari berbagai teori yang relevan. (Mukhtar, 2001: 76) P. Peran Kreatifitas Guru Dalam Pembelajaran Yang Berhasil Dalam arti luas, guru mengemban peranan-peranan sebagai ukuran kognitif, sebagai agen moral, sebagai innovator dan kooperator (W. Taylor, 1978). Guru sebagai ukuran kognitif adalah mewariskan pengetahuan dan berbagai keterampilan kepada generasi muda. Hal-hal yang diwariskan itu sudah tentu harus sesuai dengan ukuran-ukuran yang telah ditentukan oleh masyarakat dan merupakan gambaran tentang keadaan sosial ekonomi dan politik masyarakat bersangkutan. Karena itu guru harus memiliki kreatifitas yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya, sehingga materi yang akan disampaikan kepada siswa lebih menarik bagi siswa untuk belajar secara berkesinambungan. Peranan guru sebagai fasilitator belajar bertitik tolak dari tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Implikasinya terjadi pada tugas dan tanggung jawab, dimana guru mengemban peranan dalam proses kelompok, memberikan penyuluhan, dan kreatifitas belajar siswa, guru sebagai perencana berkewajiban mengembangkan tujuan-tujuan pendidikan menjadi rencana-rencana yang operasional, guru sebagai pemimpin dalam kelas sekaligus sebagai anggota kelompok-kelompok dari siswa, guru sebagai petunjuk jalan kepada sumber-sumber, dan guru sebagai pendiagnosa kemajuan belajar siswa, peranan ini erat kaitannya dengan tugas mengevaluasi kemajuan belajar siswa. (Mukhtar, 2001:82-86) Dengan apa yang telah dijelaskan diatas peranan guru sangat besar untuk keberhasilan siswa dalam proses belajar, oleh karena itu seorang guru harus memiliki kreatifitas untuk merancang pembelajaran agar lebih menarik siswa sehingga akan menghasilkan hasil belajar yang memuaskan bagi kedua belah pihak yaitu guru dan siswa. BAB III KESIMPULAN Dari apa yang telah dibahas di bab-bab di atas mengenaii kretifitas guru dalam pembelajaran sangat diperlukan agar memperoleh hasil yang baik. Adanaya berbagai metode dan media pembelajaran yang ada seharusnya hal ini dimanfaatkan oleh guru agar pembelajaran dapat lebih menarik dan meningkatkan pemahaman siswa secara kongret sehingga para siswa dapat mengimplementasikannya di dalam kehidupan sehari-hari dalam lingkungan masyarakat serta akan menciptakan manusia yang mempunyai wawasan dan penuh kreatifitas sehingga dapat membangun bangsa Indonesia lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Subana. 2009.Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia Bandung. H.A. Tilaar. 1999. Profesionalisme Guru Abad 21. Makalah Seminar Nasional Temu Lembaga Penelitian, IKIP Yogyakarta. Semiawan. 1991. Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional Menjelang Abad XXI. Jakarta: Grasindo. Rajuli, Muhammad. 2012. Problematika Pembelajaran. Unbbari. Kontowijoyo. 1996. Pengantar Ilmu Sejarah. Bentang. Arends Richard I. 2007. Learning To Teach. Terjemahan: Helly Prayitno S dan Sri Mulyani S, 2008 Edisi I. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Sudjana, Nana. 2007. Teknologi Pengajaran. Sinar Baru Algensindo MPR RI. 2003. Himpunan Ketetapan MPRS dan MPR RI Berdasarkan Ketetapan MPR RI Nomor I/MPR/2003 Pasal 2 Dan 4. MPR RI Winn,W. 1978. Media, Mental Imagery, and Memory. ACTJ vol 28 No. 4 Winter 1978. Terjemahan ali. Rieneka Cipta. Saud, Udin Syaefudin. 2011. Pengembangan Profesi Guru. Bandung; Alfabeta Mulyasa. E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. PT Remaja Rosdakarya Bandung. Winataputra, dkk. 2008. Belajar Dan Pembelajaran. PT Rienaka Cipta Slameto. 2002. Belajar; Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Rieneka Cipta

Kamis, 06 September 2012

konsep belajar dan pembelajar

KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BAB I PENDAHULUAN Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak semua perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Kalau tangang seorang anak bengkok karena tertabrak mobil, perubahan semacam itu tidak dapat di golongkan dalam arti belajar. Demikian pula perubahan tingkah laku seseorang yang berada dalam aspek – aspek kematangan, pertumbuhan, dan perkembangan tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Peserta didik adalah manusia yang identitas insaninya sebagai subjek berkesadaran perlu di bela dan di tegakkan, hal itu hanya dapat dicapai lewat proses pendidikan bebas dengan metode pembelajaran aksi dioalog. Penataan kondisi bukan sebagai penyebab terjadinya belajar, tetapi sekedar memudahkan belajar. Keaktifan siswa menjadi unsure sangat penting dalam menentukan kesuksesan belajar. Aktifitas mandiri adalah jaminan untuk mencapai hasil yang sejati. Sekarang timbul pertanyaan apakah konsep belajar itu sebenarnya ? samakah belajar dengan latihan, dengan menghafal, dengan pengumpul fakta, dan studi ? tentu saja terhadap pertanyaan tersebut banyak pendapat yang mungkin satu sama lain berbeda. BAB II PEMBAHASAN KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN 2.1. Defenisi Belajar Menurut Slameto belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Thorndike belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat di tangkap melalui alat indera. Sedangkanj respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/ tindakan. Sementara menurut Watson belajar adalah proses interkasi antara stimulus dan respon. Hal ini sama seperti defenisi belajar menuru Thorndike, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat di amati ( observable )dan dapat di ukur. Gagne mengajukan dua definisi belajar. Pertama, menurutnya belajar ialah suatu proses untuki memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, dan tingkah laku. Kedua, belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari intruksi. Dari beberapa defenisi belajar yang telah di uraikan maka dapatlah di ambil kesimpulan. Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon yang di usahakan oleh seseorang agar memperoleh perubahan tingkah laku, pikiran, perasaan, atau gerakan yang dapat di amati. 2.2. Defenisi Pembelajaran Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan prilaku kea rah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan. Interkasi antara peserta didik dengan lingkungannya, dimana dapa di artikan bahwa tugas guru yang paling utama mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan prilaku bagi peserta didik. 2.3 Tujuan Belajar Dan Pembelajara 2.4. Ciri Ciri Belajar Tidak semua perubahan yang terjadi pada peserta didik terjadi karena adanya proses belajar. Jika demikian, apakah ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar ? beriku ini akan di jelaskan cirri-ciri perubahan yang di hasilkan dari proses belajar : 1. Perubahan terjadi secara sadar Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. 2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional Sebagai hasil belaja, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikunya. 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperolah sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang di peroleh. 4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahn yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itutertjadi karena ada tujuan yang akan di capai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar di sadari. 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya dia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, perubahan, dan sebagainya. 2.5. Hakekat Teori- Teori Belajar Dan Pembelajaran Sebetulnya berbagai teori belajar misalnya yang berdasarkan pada ilmu jiwa daya, tanggapan, asosiasi, trial dan error, Gestalt, Behaviorist, dan lain-lain. namun dalam uraian berikut ini dibatasi hanya yang sekiranya relevan dengan kebutuhan kita : 1. Teori Gestalt Teori ini dikemukan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman. Menurutnya hukum yang berlaku pada pengamatan adalah sama dengan hukum dalam belajar. Jadi menurut Koffa dan Kohler dalam belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh response yang tepat untuk memecahkan problem yang di hadapi. Belajar yang terpenting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight. 2. Teori J. Bruner Kata Bruner belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehinngga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah. Di dalam proses belajar Bruner mementingkan partisipasi aktif dari setiap siswa, dan mengenal lebih baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk meningkatkan belajar perlu lingkungan yang dinamakan “ discovery learning environtment “ ialah lingkungan dimana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui. Dari pendapat Burner di atas dimana dapat di tarik sebuah generalisasi yang mana sekolah alangkah baiknya bila dapat menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju dengan cepat sesuai dengan kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu. 3. Teori Piaget Perlu diketahui menurut Piaget proses belajar akan mengahsilkan perkembangan intelektuan yang terjadi secara sederhana seperti melihat, menyentuh, meyebut nama benda dan sebagainya, dan adaptasi yaitu suatu rangkaian perubahan yang terjadi pada tiap individu sebagai hasil interaksi dengan dunia sekitarnya. 4. Teori Purpeseful Learning Purspeseful Learning adalah belajar yang dilakukan dengan sadar untuk mencapai tujuan yang : 1. dilakukan siswa sendiri tanpan perintah atau bimbingan orang lain 2. dilakukan siswa dengan bimbingan orang lain didalam situasi belajar-mengajar di sekolah. 5. Teori Clark Hull Clark hull juga menggunakan variable antara stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian tentang belajar. Namun ia sangat terpengaruh oleh teori evolusi yang di kembangkan oleh Charles Darwin. Bagi hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Oleh sebab itu, toeri Hull mengatakan bahwa kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat bermacam-macam bentuknya. 6. Teori Edwin Guthrie Demikian juga dengan Edwin, ia juga menggunakan variable hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan tertajdinya proses belajar. Namun ia mengemukakan bahwa stimulus tidak harus berhubungan dengan kebutuhan atau pemuasan biologis sebagaimana yang dijelaskan oleh Clark dan Hull. Dijelaskan bahwa hubungan antara stimulus dan respon cenderung hanya bersifat sementara, noleh sebab itu dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberikan stimulus agar hubungan antara stimulus dan respon bersifat lebih tetap. Ia juga mengemukakan, agar respon yang muncul sifatnya lebih kuat dan bahkan menetap, maka diperlukan berbagai macam stimulus yang berhubungan dengan respon tersebut. Edwin juga percaya bahwa hukuman ( Punishment ) memegang peranan penting dalam proses belajar. 7. Teori Skiner Menurutnya Skinner, hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dalam lingkungannya yang kemudian akan menimbulkan perubahn tingkah laku, tidaklah sederhana yang digambarkan oleh para tokoh sebelumnya. Dikatakannya respon yang diberikan oleh seorang siswa tidaklah sederhana itu. Sebab, pada dasarnya stimulus-stimulus yang diberikan kepada seseorang akan saling berinteraksi dan interkasi antara stimulus-stimuluis tersebut akan mempengaruhi bentuk respon yang akan diberikan. Oleh sebab itu, untuk memahami tingkah laku seseorang secara benar, perlu terlebih dahulu memahami hubungan antara stimulus satu dengan yang lainnya, serta memahami respon yang mungkin di munculkan dan berbagai konsekuensi yang mungkin akan timbul sebagai akibat dari respon tersebut. Dari beberapa teori belajar dan pembelajaran di atas dapat di simpulkan bahwa dari hahasil proses belajar yang di harapkan akan menghasilkan respon yang baik dan nyata atas wujud stimulus yang di berikan kepada siswa. Respon tersebut akan di dapat dari interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa, dan siswa dengan lingkungannya. 2.6. Peran Teori 2.6.1. Teori Behavioristik Aliran psikologi belajar yang sangat besar mempengaruhi arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran Behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya prilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan antar stimulus dan responnya, menduduukan orang belajar sebagai individu yang pasif. Karena teori Behavioristik memandang bahwa sebagai sesuatu yang ada di dunia nyata telah terstruktur rapid an teratur, maka siswa atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan di tetapkan lebih dulu secara ketat. Pembiasan dan disiplin menjadi sangat esensial dalam belajar, sehingga pembelajaran lebih banyak dikaitkan dengan penegakkan displin. Kegagalan atau ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan yang oerlu dihukum, dan keberhasilan belajar atau kemampuan dikategorikan sebagai bentuk prilaku yang pantas diberi hadiah. 2.6.2. Teori Kognitif Dijelaskan menurut teori Kognitif sebagai suatu aktifitas yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi, perceptual, dan proses internal. Teori ini berpijak kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar amat diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi siswa. Dalam kegiatan pembelajaran, keterlibatan siswa secara aktif amat dipentingkan. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengaitkan pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa. Materi pelajaran disusun dengan menggunakanpola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks. Sementara perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan, karena faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Sehingga dalam teori kognitif ini adalah perubahan persepsi dan pemahaman siswa, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan di ukur. 2.6.3. Teori Kontruktivistik Paradigma Kontruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar dalam mengkontruksi pengetahuan yang baru. Oleh sebab itu, proses pembentukan pengetahuan siswa harus dilakukan oleh si belajar ( siswa ). Siswa harus aktif melakukan kegiatan berpikir, menyusun konsep, dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang di pelajari. Sementara guru atau pendidik berperan membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan siswa belajar lancer. Guru tidak menstrasnferkan pengetahuan yang telah dimilikinya, melaikan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Guru dituntut untuk lebih memahami jalan pikira atau cara pandang siswa dalam belajar. Dengan kata lain seorang guru tidak dapat mengklaim bahwa satu-satunya cara yang tepat adalah yang sama dan sesuai dengan kemauannya. 2.6.4. Teori Humanistik Dalam prakteknya teori Humanistik ini cenderung mengarahakan siswa untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman. Serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar. 2.6.5. Teori Sibernetik Di dalam teori ini, pembelajaran perlu dipertimbangka ada tidaknya prasyarat belajar untuk suatu kapabilitas, apakah siswa telah memiliki prasyarat belajar yang diperlukan. Ada prasyarat belajar utama, yang harus dikuasai siswa, dan ada prasyarat belajar pendukung yang dapat memudahkan belajar siswa. 2.6.6. Teori Revolusi-sosiokultural Pada teori ini bimbingan atau bantuan dari orang dewasa atau teman yang lebih kompeten sangat efektif untuk meningkatkan produktifitas belajar. Bantuan-bantuan tersebut tentunya harus sesuai dengan konteks sosiokultural atau karakteristik anak. Maka, pemahaman tentang karakteristik siswa yang berhubungan dengan sosiokultural dan kemampuan awalnya sebagai pijakan dalam pembelajaran perlu lebih dicermati, sehingaa dapat dihasilkan perangkat lunak pembelajaran yang benar-benar menantang namun tetap produktif dan kreatif. 2.6.7. Teori Kecerdasan Ganda Kita pernah mendengan “ ia tidak begitu cerdas, tetapi ia memiliki bakat music yang sangat hebat “. Sebagaimana oran-orang mengatakan bahwa sesuatu adalah bakat, oleh Gardner bakat-bakat atau kategori-kategori tersebut dikatakan sebagai kecerdasan. Kecerdasan ganda sebenarnya merupakan teori yang bersifat filosofi. Hal ini tampak pada sikapnya terhadap belajar dan pandangannya terhadap pendidikan atau pembelajaran. Pendidikan atau pembelajaran ditinjau dari sudut pandang kecerdasan ganda lebih mengarah kepada hakekat pendidikan itu sendiri, yaitu yang secara langsung berhubungan dengan eksistensi, kebenaran, dan pengetahuan. BAB III KESIMPULAN Pembahasan bab perbad pada makalah ini menunjukan perlu adanya perubahan-perubahan cara pandang dalam dunia pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan agar pendidikan sesuai dengan tuntutan perkembangan dan kebutuhan masyarakat serta perubahan dunia. Pendidikan dengan perspektif global untuk menyiapkan peserta didik agar mampu berperan didalam masyarakat global di samping berkarakter nasional amat diperlukan. Kebebasan bukanlah sikap semaunya sendiri. Kebebasan mengarah pada sikap penghargaan akan keunikan serta kekhasan masing-masing individu sebagai pribadi. Guru seharusnya dibebaskan dari berbagai teknis dan formalism yang selama ini membelenggunya. Kondisi ini merupakan prasyarat agar guru juga mampu membebaskan siswa atau peserta didik dari berbagai belenggu yang mengekang imajinasi dan kreatifitasnya serta dalam rang pembentukan karakter. Untuk itu pendidikan yang membebaskan dan pendidikan kritis sudah waktunya untukk di jadikan acuan. Masing-masing teori pembelajaran yang telah dibahas dalam makalah ini memiliki keunggulan di samping kekurangganya. Diharapkan dalam upaya menerapkan teori-teori tersebut dalam praktek pembelajaran, pembaca dapat dengan bijaksana memadukan atau memilih teori yang paling sesuai dengan tujuan dan materi belajar, karakteristik peserta didik, serta kontteks dimana kegiatan belajar berlangsung. DAFTA PUSTAKA Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. PT. Rieneka Cipta Budiningsih, Asri. 2008. Belajar Dan Pembelajaran. PT Rieneka Cipta Mulyasa. E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. PT Remaja Rosdakarya Bandung

Selasa, 07 Agustus 2012

Indonesia hingga 1500

NAMA : Dwi nur sakinah NPM : 0900887201037 smtr : VI tgs : SP Sejarah hingga 1500 M 1 . Ceritakan nusantara sebagai daerah yang strategis bagi perdagangan dunia? Jawab : Karena Nusantara terletak dan berhadapan langsung dengan Laut Cina Selatan dan Selat Malaka, Nusantara juga sebagai penghubung Benua Timur dan Benua Barat “Negeri di atas angin” dan “Negeri di bawah angin”. SDA (Sumber Daya Alam) Rempah-rempah dan galian tambang yang melimpah, Banyaknya kota pelabuhan/bandar dagang mulai dari Sumatera sampai Timur Indonesia terutama didaerah pesisir pantai. Buktinya : Laporan I’tsingdari Nalanda ke India jalur sumatera (Tiongkok Ke Timur Tengah) 2. Ceritakan dengan fakta masuknya Hindu-Budha dan islam di nusantara? Jawab : Agama Hindu di Nusantara : Agama Hindu merupakan Agama turunan, Seseorang dianggap Hindu karena kelahirannya, Agama Hindu berkembang di India pada ± tahun 1500 SM. Sumber ajaran Hindu terdapat dalam kitab sucinya yaitu Weda. Kitab Weda terdiri atas 4 Samhita atau “himpunan” yaitu: 1. Reg Weda, berisi syair puji-pujian kepada para dewa. 2. Sama Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci. 3. Yajur Weda, berisi mantera-mantera untuk upacara keselamatan. 4. Atharwa Weda, berisi doa-doa untuk penyembuhan penyakit. Di samping kitab Weda, umat Hindu juga memiliki kitab suci lainnya yaitu: 1. Kitab Brahmana, berisi ajaran tentang hal-hal sesaji. 2. Kitab Upanishad, berisi ajaran ketuhanan dan makna hidup. Agama Hindu menganut polytheisme (menyembah banyak dewa), diantaranya Trimurti atau “Kesatuan Tiga Dewa Tertinggi” yaitu: 1. Dewa Brahmana, sebagai dewa pencipta. 2. Dewa Wisnu, sebagai dewa pemelihara dan pelindung. 3. Dewa Siwa, sebagai dewa perusak. Selain Dewa Trimurti, ada pula dewa yang banyak dipuja yaitu Dewa Indra pembawa hujan yang sangat penting untuk pertanian, serta Dewa Agni (api) yang berguna untuk memasak dan upacara-upacara keagamaan. Menurut agama Hindu masyarakat dibedakan menjadi 4 tingkatan atau kasta yang disebut Caturwarna yaitu: 1. Kasta Brahmana, terdiri dari para pendeta. 2. Kasta Ksatria, terdiri dari raja, keluarga raja, dan bangsawan. 3. Kasta Waisya, terdiri dari para pedagang, dan buruh menengah. 4. Kasta Sudra, terdiri dari para petani, buruh kecil, dan budak. Selain 4 kasta tersebut terdapat pula golongan pharia atau candala, yaitu orang di luar kasta yang telah melanggar aturan-aturan kasta. Orang-orang Hindu memilih tempat yang dianggap suci misalnya, Benares sebagai tempat bersemayamnya Dewa Siwa serta Sungai Gangga yang airnya dapat mensucikan dosa umat Hindu, sehingga bisa mencapai puncak nirwana. Agama Budha di Nusantara : Agama Buddha diajarkan oleh Sidharta Gautama di India pada tahun ± 531 SM. Ayahnya seorang raja bernama Sudhodana dan ibunya Dewi Maya. Buddha artinya orang yang telah sadar dan ingin melepaskan diri dari samsara. Kitab suci agama Buddha yaitu Tripittaka artinya “Tiga Keranjang” yang ditulis dengan bahasa Poli. Adapun yang dimaksud dengan Tiga Keranjang adalah: 1. Winayapittaka : Berisi peraturan-peraturan dan hukum yang harus dijalankan oleh umat Buddha. 2. Sutrantapittaka : Berisi wejangan-wejangan atau ajaran dari sang Buddha. 3. Abhidarmapittaka : Berisi penjelasan tentang soal-soal keagamaan. Pemeluk Buddha wajib melaksanakan Tri Dharma atau “Tiga Kebaktian” yaitu: 1. Buddha yaitu berbakti kepada Buddha. 2. Dharma yaitu berbakti kepada ajaran-ajaran Buddha. 3. Sangga yaitu berbakti kepada pemeluk-pemeluk Buddha. Disamping itu agar orang dapat mencapai nirwana harus mengikuti 8 (delapan) jalan kebenaran atau Astavidha yaitu: 1. Pandangan yang benar. 2. Niat yang benar. 3. Perkataan yang benar. 4. Perbuatan yang benar. 5. Penghidupan yang benar. 6. Usaha yang benar. 7. Perhatian yang benar. 8. Bersemedi yang benar. Karena munculnya berbagai penafsiran dari ajaran Buddha, akhirnya menumbuhkan dua aliran dalam agama Buddha yaitu: 1. Buddha Hinayana, yaitu setiap orang dapat mencapai nirwana atas usahanya sendiri. 2. Buddha Mahayana, yaitu orang dapat mencapai nirwana dengan usaha bersama dan saling membantu. Pemeluk Buddha juga memiliki tempat-tempat yang dianggap suci dan keramat yaitu: 1. Kapilawastu, yaitu tempat lahirnya Sang Buddha. 2. Bodh Gaya, yaitu tempat Sang Buddha bersemedi dan memperoleh Bodhi. 3. Sarnath/ Benares, yaitu tempat Sang Buddha mengajarkan ajarannya pertama kali. 4. Kusinagara, yaitu tempat wafatnya Sang Buddha. Masuknya Islam di Nusantara : Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M, kepemimpinan Islam dipegang oleh para khalifah. Dibawah kepemimpinan para khalifah, agama Islam mulai disebarkan lebih luas lagi. Sampai abad ke-8 saja, pengaruh Islam telah menyebar ke seluruh Timur Tengah, Afrika Utara, dan Spanyol. Kemudian pada masa dinasti Ummayah, pengaruh Islam mulai berkembang hingga Nusantara. Sejarah mencatat, kepulauan-kepulauan Nusantara merupakan daerah yang terkenal sebagai penghasil rempah-rempah terbesar di dunia. Hal tersebut membuat banyak pedagang dari berbagai penjuru dunia datang ke Nusantara untuk membeli rempah-rempah yang akan dijual kembali ke daerah asal mereka. Termasuk para pedagang dari Arab, Persia, Gujarat (India) dan China. Selain berdagang, para pedagang muslim tersebut juga berdakwah untuk mengenalkan agama Islam kepada penduduk lokal. Proses masuk dan berkembangnya Islam ke Indonesia pada dasarnya dilakukan dengan jalan damai melalui beberapa jalur/saluran yaitu melalui perdagangan. Para pedagang Arab banyak menetap di pantai-pantai kepulauan Indonesia, dengan bukti antara lain: 1. Menurut al Mas’udi pada tahun 916 telah berjumpa Komunitas Arab dari Oman, Hidramaut, Basrah, dan Bahrein untuk menyebarkan islam di lingkungannya, sekitar Sumatra, Jawa, dan Malaka. 2. munculnya nama “kampong Arab” dan tradisi Arab di lingkungan masyarakat, yang banyak mengenalkan islam. Para pedagang Persia menyebarkan Islam dengan beberapa bukti antar lain: 1. Gelar “Syah” bagi raja-raja di Indonesia. 2. Pengaruh aliran “Wihdatul Wujud” (Syeh Siti Jenar). 3. Pengarush madzab Syi’ah (Tabut Hasan dan Husen). Pedagang islam dari Gujarat, menyebarkan Islam dengan bukti-bukti antar lain: 1. ukiran batu nisan gaya Gujarat. 2. Adat istiadat dan budaya India islam. Para pedagang dan angkatan laut China (Ma Huan, Laksamana Cheng Ho/Dampo awan ?), mengenalkan islam di pantai dan pedalaman Jawa dan sumatera, dengan bukti antar lain : 1. Gedung Batu di semarang (masjid gaya China). 2. Beberapa makam China muslim. 3. Beberapa wali yang dimungkinkan keturunan China. Dari beberapa bangsa yang membawa Islam ke Indonesia pada umumnya menggunakan pendekatan cultural, sehingga terjadi dialog budaya dan pergaulan social yang penuh toleransi (Umar kayam:1989). Pedagang tersebut berinteraksi/bergaul dengan masyarakat Indonesia. Pada kesempatan tersebut dipergunakan untuk menyebarkan ajaran Islam. Selanjutnya diantara pedagang tersebut ada yang terus menetap, atau mendirikan perkampungan, seperti pedagang Gujarat mendirikan perkampungan Pekojan. Dengan adanya perkampungan pedagang, maka interaksi semakin sering bahkan ada yang sampai menikah dengan wanita Indonesia, sehingga proses penyebaran Islam semakin cepat berkembang. Sumber bukti masuknya Islam keindonesia : Catatan perdagangan arab Catatan ibnu Batuta Catatan Marcopolo Catatan Tome pires 3. Apa yang menyebabkan sriwijaya runtuh? Jawab : Kejayaan Sriwijaya mulai surut pada abad ke-11 karena faktor-faktor berikut ini. Setelah Balaputradewa wafat, tidak ada lagi raja yang cakap memerintah. Letak Palembang yang jauh dari laut membuat kapal-kapal tidak mau singgah dan mencari tempat lain untuk berlabuh. Banyak wilayah bawahan yang melepaskan diri, misalnya Jawa Tengah dan Melayu. Serangan dari kerajaan lain, seperti dari Kerajaan Colamandala, India Selatan (1017 M); ekspedisi Pamalayu dari Kerajaan Singasari (1275 M), dan serangan Majapahit (1377 M). Nah, setelah berdirinya kerajaan Majapahit di Jawa Timur, Kerajaan Sriwijaya sekitar tahun 1377 M tenggelam dan tidak berkuasa lagi. Hal ini berarti berakhir pula riwayat kerajaan bercorak Buddha tertua di Indonesia ini. Faktor-Faktor Penyebab Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya a. Berulang kali diserang kerajaan Colomandala dari India. b. Kerajaan taklukan Sriwijaya banyak yang melepaskan diri dari kekuasaannya. Misalnya Ligor, Tanah Kra, Kelantan, Pahang, Jambi dan Sunda. c. Terdesak perkembangan kerajaan di Thailand yang meluaskan pengaruhnya ke arah selatan (semenanjung Malaya). d. Terdesak pengaruh kerajaan Singosari yang menjalin hubungan dengan kerajaan Melayu ( di Jambi). e. Mundurnya perekonomian dan perdagangan Sriwijaya karena Bandar-bandar pentingnya sudah melepaskan diri dari Sriwijaya. f. Kemungkinan juga tidak adanya raja yang cakap dan berwibawa untuk memimpin kerajaan sebagai akibat dari kurangnya pengaderan. g. Serangan Majapahit dalam upaya penyatuan nusantara tahun 1337 M. 4. Jelaskan dan sebutkan kerajaan-kerajaan maritim dan agraris di nusantara? Jawab : Kerajaan Maritim Pada abad ini pengangkutan komoditas perdagangan melalui laut kian ramai, sehingga mendorong munculnya kerajaan-kerajaan yang bercorak maritim dan memiliki armada laut yang besar. Kerajaan-kerajaan tersebut yaitu Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Demak, dan Kerajaan Kertanegara. Pada masa kerajaan Sriwijaya, kerajaan Majapahit dan kerajaan Demak Indonesia merupakan Negara besar yang disegani di kawasan Asia. Sebagai kerajaan maritim yang kuat di Asia Tenggara, Sriwijaya (683-1030) menguasai jalur pelayaran dan jalur perdagangan serta menguasai wilayah-wilayah strategis. Kerajaan Sriwijaya adalah pusat perdagangan dan merupakan negara maritim. Negara ini tidak memperluas kekuasaannya diluar wilayah kepulauan Asia Tenggara, dengan pengecualian berkontribusi untuk populasi Madagaskar sejauh 3.300 mil di barat. Sekitar tahun 500, akar Sriwijaya mulai berkembang di wilayah sekitar Palembang, Sumatra. Kerajaan ini terdiri atas tiga zona utama - daerah ibukota muara yang berpusatkan Palembang, lembah Sungai Musi yang berfungsi sebagai daerah pendukung dan daerah-daerah muara saingan yang mampu menjadi pusat kekuasan saingan. Wilayah hulu sungai Musi kaya akan berbagai komoditas yang berharga untuk pedagang Tiongkok. Di abad ke-12, wilayah imperium Sriwijaya meliputi Sumatera, Sri Lanka, semenanjung Melayu, Jawa Barat, Sulawesi, Maluku, Kalimantan, dan Philipina. Dengan penguasaan tersebut, kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan maritim yang hebat hingga abad ke-13. Kerajaan Islam Samudera Pasai dapat berkembang karena mempunyai suatu kekuatan angkatan laut yang cukup besar menurut ukuran masa itu dan mutlak diperlukan untuk mengawasi perdagangan di wilayah kekuasaannya. Dan karena sebagai kerajaan maritim, kerajaan ini sedikit sekali mempunyai basis agraris yang hanya diperkirakan berada sekitar sebelah –menyebelah sungai Pasai dan sungai Peusangan saja, dimana terdapat sejumlah kampung-kampung (meunasah-meunasah) yang merupakan unit daripada bentuk masyarakat terkecil di wilayah Samudera Pasai pada waktu itu. Dan selain itu meunasah-meunasah ini merupakan lembaga-lembaga pemerintahan terkecil pula dari Kerajaan Samudera Pasai pada waktu itu. Pada masa Kerajaan Majapahit (1293-1478) disinilah puncak kejayaan maritim Indonesia di bawah pemerintahan Raden Wijaya, Hayam Huruk dan Patih Gajah Mada. Kerajaan Majapahit berhasil menguasai dan mempersatukan nusantara dan ini sangat berpengaruh terhadap negara-negara asing seperti Siam, Ayuthia, Lagor, Campa (Kamboja), Anam, India, Filipina, dan China. Kejatuhan kerajaan Majapahit diikuti munculnya Kerajaan Demak. Kebesaran kerajaan Demak jarang diberitakan, tetapi bukti kekuatan maritim kerajaan Demak mampu mengirim armada laut yang dipimpin oleh Pati Unus yang bergelar Pangeran Sabrang Lor membawa 100 buah kapal dan 10.000 prajurit menyerang Portugis di Malaka. Negara Indonesia adalah Negara Maritim, hal ini dapat dilihat dari wilayah lautan yang dimiliki Indonesia sangat kaya dengan sumber daya alam. Kekayaan alam laut bangsa ini sangat beragam dan memiliki potensi-potensi yang banyak, diantaranya potensi dalam perikanan, pertambangan, pariwisata, pelayaran, dan sebagainya. Yang menjadi pedoman Negara Indonesia disebut sebagai negara maritim di lihat dari sejarah bangsa Indonesia pada abad Ke-9 Masehi yang telah berlayar jauh dengan kapal bercadik. Kerajaan Agraris Majapahit mengembangkan kegiatan agraris adalah hal yang sudah wajar, karena kerajaan itu berada di Pulau Jawa yang subur. Jika dicermati secara lebih mendalam, terdapat beberapa alasan konsepsual-religius yang agaknya dijadikan referensi oleh raja dan masyarakat Klasik sejak zaman Mataram hingga Kadiri mengembangkan kerajaan bercorak agraris. Alasan itu antara lain adalah : Konsepsi keagamaan: baik ajaran Hinduisme menyatakan bahwa daratan adalah tempat penting, tempat itu dinamakan Jambhudwipa, sebagai lokasi bermukimnya manusia. Dalam konsep ini daerah tepian pantai, laut atau lautan dianggap daerah yang nista dan kotor, tempat tinggal roh-roh jahat, para raksasa, dan makhluk-makhluk rendah lainnya. Oleh karena itu perhatian kepada laut, pelayaran dilaut dan menjelajah lautan bukan aktivitas yang disenangi oleh para pemelukagama Hindu. kerajaan Pajang merupakan titik balik yang menandai kebangkitan karakter agraris dan kejatuhan karakter maritim. Kerajaan Pajang adalah kerajaan agraris yang mengambil alih tongkat estafet kepemimpinan utama di wilayah pulau Jawa. Karena mengandalkan kekuatan tentaranya pada masyarakat petani. Kerajaan Mataram Munculnya kerajaan Mataram sebagai penerus kerajaan Pajang semakin menegaskan kehancuran karakter maritim dari bangsa Indonesia ini. Kerajaan Mataram adalah kerajaan yang murni bertumpu pada masyarakat petani sebagai sumber kekuatan militernya. Kerajaan lain di wilayah nusantara tidak memiliki cukup kekuatan untuk bangkit dan menguasai wilayah yang cukup luas. Indonesia juga boleh dikatakan negara kepulauan berwatak agraris karena dilihat dari penduduknya sebagian besar petani. Nama : Yakin Marihot .S NPM : 1008887201021 Soal : 1. Ceritakan nusantara sebagai daerah yang strategis sebagai perdagangan dunia 2. Ceritakan dengan fakta masuknya hindhu-budha dan islam di nusantara 3. Apa yang menyebabkan sriwijaya runtuh 4. Sebutkan dan jelaskan kerajaan maritim dan kerajaan agraris di nusantara Jawab : 1. Indonesia merupakan daerah strategis, dimana terletak diantara 2 benua 2 samudra. Karena letak Indonesia yang strategis inilah sehingga Indonesia masuk dalam jalur perdagangan dan menjadi tempat singgah kapal-kapal pelayaran dari berbagai Negara. 2. Fakta yang menyatakan masuknya hindhu-budha dapat dilihat dari : 1). Teori dari beberapa ahli seperti teori Kesatria oleh J.L.Moens menyatakan bahwa golongan Kesatria dari India yang melakukan kolonisasi di Indonesialah yang membawa agama Hindhu-Budha ke Indonesia. 2). Teori Brahmana yang dilakukan oleh Van Leur menyatakan bahwa penyebaran tersebut dilakukan oleh golongan Brahmana yang datang atas undangan bangsa Indonesia untuk menyebarkan agama Hindhu. 3). Teori Waisya yang dilakukan oleh N.J.Krom merujuk pada peranan para pedagang dalam penyebaran kebudayaan India di Indonesia dan diikuti dengan proses perkawinan antara pedagang Indonesia dengan wanita-wanita Indonesia. 4). Teori Arus-Balik yang diajukan E.D.K.Bosch sejalan dengan teori Brahmana. Namun, teori ini lebih menekankan peranan bangsa Indonesia dan golongan terdidik yaitu golongan para biksu Indonesia yang telah belajar agama Budha India dan golongan Brahmana,terutama aliran Saiva Sidhanta yang diundang dan menjadi bagian dari lingkungan kerajaan, menyebar agama Hindu kepada masyarakat kerajaan tersebut. 3. Akibat dari persaingan di bidang pelayaran dan perdagangan,Raja Rajendra Chola melakukan dua kali penyerangan ke kerajaan sriwijaya. Bahkan para penyerangan kedua, kerajaan Chola berhasil melawan Raja Cri Sanggrama Wijayat Unggawarman serta berhasil merebut kota dan Bandar-bandar penting kerajaan sriwijaya. Pada abad ke-13 M,kerajaan sriwijaya mengalami kemunduran yang luar biasa. Kerajaan besar di sebelah utara,seperti Siam. Kerajaan Siam yang juga memiliki kepentingan dalam perdagangan memperluas wilayah kekuasaanya ke wilayah selatan. Kerajaan Siam berhasil menguasai daerah Semenanjung Malaka, termasuk tanah Grentingkra. Akibat dari perluasan kerajaan Siam tersebut, kegiatan pelayaran perdagangan. Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang. Sriwijaya menjadi kerajaan lemah yang wilayahnya terbatas di daerah Palembang, pada abad ke-13 kerajaan Sriwijaya dihancurkan oleh kerajaan Majapahit. Hal ini berarti berakhir pula riwayat kerajaan bercorak Budha tertua di Inonesia ini. 4. – Kerajaan maritim adalah Negara kepulauan. Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan maritim yang aktif mengirim ekspedisi dalam rangka penguasaan wilayah. Kerajaan maritim tersebar di Nusantara diawali Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit yang semula agraris, lalu berkembang menjadi kerajaan Maritim setelah Gajah Mada menjadi Maha Patih, kemudian Kejatuhan Majapahit diikuti munculnya Kerajaan Demak. Beberapa alasan internal sehingga Majapahit mengembangkan kawasannya hingga keluar Jawa (Timur) dan didukung dengan aktivitas kemaritiman yang meluas : 1. Konsep keagamaan massa Majapahit telah memadukan ajaran Hindu safa dan Budha Mayana. 2. Majapahit melanjutkan politik Dwipantara yang telah digagas oleh Kartanegara namun diperbaharui lagi oleh Gajah Mada dengan Sumpah Palapa. 3. Mempunyai pejabat tinggi yang mendukung aktivitas kemaritiman, misalnya Gajah Mada dan Pu Nala. Hal atau faktor luar yang mempengaruhi Majapahit untuk mengembangkan kekuatan maritimnya : 1. Meningkatnya perhubungan laut di Asia Selatan dan timur, jalur laut tradisional antara Arab, India, dan Cina semakin ramai dilalui para niagawan untuk melakukan transaksi barang dagangannya. 2. Meningkatnya perdagangan laut di kawasan Asia Tenggara, karena di kawasan tersebut berdiri beberapa kerajaan besar yang mempunyai wilayah kekuasaan cukup luas. 3. Semakin banyaknya kapal-kapal layar dari pulau-pulau Nusantara dan luar Nusantara yang berlabuh di bandar-bandar Majapahit, seperti di Tuban, Lasem, Gresik, dan Ujung Galuh (Surabaya) membawa kesadaran akan adanya wilayah-wilayah lain di luar Jawa yang juga harus dikuasai oleh Majapahit. -Kerajaan agraris adalah kerajaan Majapahit yang memang mempunyai bukti-bukti sebagai kerajaan Agraris yang Maritim, artinya yang meluaskan cakrawala kekuasaanya tidak semata- mata dalam di pulau jawa namun juga keluar jawa. Meskipun Indonesia merupakan kawasan maritim dan agraris namun keterlibatan Indonesia dalam perdagangan internasional berlangsung bertahap beriringan dengan perkembangan dan terbentukanya jaringan pelayaran yang terbentuk secara berantai. Aktivitas itu mengalami perkembangan pesat pada abad XIV- XVI, dan mencapai puncaknya pada abad-abad berikutnya hingga mengundang dan melibatkan bangsa-bangsa dari Barat. Sejak itu Indonesia baik secara agraris maupun maritim terlibat dalam jaringan perdagangan internasional secara penuh.

Jumat, 22 Juni 2012

Beberapa Tokoh Dunia Geovani Casanova Geovani Casanova alias Geovani Jacobo Casanova. Adalah petualang Italia yang terkenal. Ia mahir dalam memperdayakan wanita kelas tinggi dengan rayuan-rayuannya. Selain itu, ia pernah menjadi sekretaris cardinal, tentara, pemain sepak bola, pengkhotbah, ahli kimia, tukang sulap/ sihir. Diplomat, mata0mata, pejudi dan penipu ulung, ia juga menulis sajak, kritikan dan menerjemahkan buku. Ayahnya seorang actor, mulanya Casanova di sekolahkan di Seminari. Namun karena bertindak amoral, ia di usir, tahun 1755 ia di vonis penjara lima tahun karena di tuduh mempraktekan ilmu sihir, tetapi dia berhasil kabur dari tahanan. Di paris, ia memperkenalkan lotere, sehingga namanya terkenal di kalangan aristocrat. Semua istana di eropa pernah di jelajahi dan member bantuan kepadanya, setelah itu ia menghilangkan uangnya selalu habis di meja judi. Sejak tahun 1785 ia menetap di kastil Dux, Bohemia dan bekerja sebagai pemelihara perpustakaann Count von Waldstein hingga akhir hayatnya. Di situ pula ia menulis autobiografi yang berjumlah 12 jilid, antara lain berjudul Histoire de ma vie ( Riwayat Hidup Saya ). Anton Lavey Pada tahun 1966 ia mendirikan aliran gereja setan Queen Ellizabeth II Kapal pesiar terbesar dan termewah di dunia, mulai berlayar untuk pertama kalinya, kapal ini berangkat menuju New York City tahun 1969 Hosni Mubarok Muhammad Hosni Mubarok di kenal umum sebagai Hosno Mubarok adalah Presiden republic Arab Mesir sejak 14 oktober 1981. Ia melanjutkan jabatan presiden anwar sadat yang terbunuh pada 6 oktober 1981 oleh sekolompok radikal mesir. Sebagai presiden Mesir, dia di anggap sebagaio pemimpin paling berkuasa di wilayah ini. Peter Minuit Penjelajah Belanda, Peter Minuit tiba di New Netherland yang zaman sekarang di kenal dengan sebagai Pulau Manhattan dan kota New York pada tahun 1626. Tenzing Norgay Seorang Sherpa Nepal yang merupakan orang pertama yang mencapai puncak gunung Everest bersama dengan Sir Edmunfd Hilarry. Norgay adalah peserta dalam tujuh kali ekspedisi ke everest. Yang berakhir dengan keberhasilan mencapai puncak tertinggi di dunia tersebut pada tahun 1953. Pele Pemain sepak bola asalBrazil yang mempunyai nama lengkap Edson Arantes Do Nascimento ini berlatih sepak bola sejak berusia 10 tahun dan pada umur 15 tahun sudah bergabung dengan kesebelasan Santos . tahun 1958 kesebelasan nasional Brazil yang di pimpinya merebut piala dunia dan menang pada dua kejuaraan dunia berikutnya ( 1962 dan 1970 ). K.H. Ahmad Dahlan Tahun 1912, dia seorang pendiri Muhammadiyah di kampong Kauman Yogyakarta.
SEMANGAT DAN JIWA EMPAT LIMA ( Yang Dapat Menerobos Segala Kegagalan Dan Kebuntuan ) oleh : Satriyo Pamungkas Saat ini sering sekali kita melihat di televisi yang menceritakan perbuatan-perbuatan yang sepertinya menbuat bangsa ini semakin hancur dan tepuruk, dan bangsa ini belum mencapai dimana mempunyai rakyat yang sejahtera secara lahir dan batin. Korupsi, bentrok antar warga yang di latar belakangi oleh SARA, hukum yang tidak berimbang menyebabkan perbedaan antara orang kaya dan miskin. Jadi cerita singkatnya kita sudah merdeka tapi kenapa masih tersiksa secara lahir dan batin, padahal sekarang bukan zaman penjajahn lagi. Gumpalan – gumpalan awan gelap alamat datangnya perang dunia yang baru, selalu membayangkan, mengancam pula Republik kita saat ini. Ya hanya para sejarawan sejati yang mengetahui makna ini yang cukup luas. Dari salah satu buku yang penulis baca dimana Semangat dan Jiwa Empat Lima ini muncul di saat seluruh masyarakat Indonesia bukan hanya Soekarno, Hatta, Panglima Sudirman, Syarifudin Prawiranegara, melainkan meliputi semua komandan kesatuan yang berjuang, pegawai-pegawai yang terus bernonkoperasi dan tak boleh di lupakan pula perjuangan para pegawai, pak camat, pak lurah dan perjuangan para prajurit pemegang cangku dan buruh yang menolak untuk bekerja dengan pihak asing ( Nasution, jilid 1 : 4 ). Tiga ratus lima puluh tahun penjajahan apabila dihitung dari masa mulai kehadiran unsur-unsur atau alat-alat penjajahan bangsa Belanda, atau sekitar empat seperempat abad penjajahan apabila dihitung dari masa kehadiran unsur-unsur atau alat-alat penjajahan Spanyol, Portugis di bumi Pertiwi Indonesia ini. Masa-masa kebesaran Nusantara ini yang telah di bina oleh Sriwijaya dan Majapahit yang akhirnya di susul oleh penderitaan, perang colonial, dan sampai perang saudara yang di sebabkan oleh para penjajah. Pada awal abad XX berakhirlah perlawanan rakyat kita yang bersenjata dan rampunglah penjajahan asing atas Nusantara yang maha luas dan kaya raya ini. Bumi Indonesia di peras, keringat di cucurkan buat menyumbang kemenangan terakhir kerajaan Jepang. Pengorbanan perasaan yang sangat membuat derita dan luka yang sampai saat ini masih terasa, sambil bangkit diam-diam bersiap-siap buat mencapai kemerdekaan nasional dan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara lahir dan batin. Dengan diproklamasikannya kemerdekaan bangsa indoensia pada tanggal 17 Agustus 1945, maka mulailah Revolusi bangsa Indonesia yaitu : melenyapkan tertib lama colonial dan mendirikan Negara Indonesia.
JAMBI DALAM SEJARAH OLEH : SATRIYO PAMUNGKAS BAB 1 LATAR BELAKANG Tanggal 17 agustus 1945 suatu kawasan di Asia Tenggara mendapat suatu guncangan yang dahsyat hal ini di karenakan seruan luapan KEMERDERKAAN suatu masyarakat yang berhasil melepaskan diri dari suatu penjajahan Jepang yang sebelumnya pernah di jajah oleh pihak Negara-negara eropa seperti, Portugal, Spanyol, Belanda, Inggris, yang terakhir adalah jepang. Keberhasilan dari semuanya ini di dapat oleh para penjajah dengan cara mengadu domba kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia atau yang di kenal dengan politik “ Devide Eft Infra “. Para penjajah ini pertama-tama menjalin suatu kerja sama dalam perdagangan tidak lain adalah komoditi rempah-rempah karna rempah-rempah adalah suatu komoditi yang laku di pasaran eropa dengan harga tertingggi. Dari sini penjajahan atas Indonesia di lakukan oleh para penjajah Negara dari daratan eropa. Sangat banyak yang menguntungkan untuk Indonesia, selain merupakan jalur perdagangan antara tiongkok ke india serta ada suatu hasil dari bumi tanah Indonesia itu sendiri, dengan tanah yang subur menghasilkan rempah-rempah yang laku di pasaran eropa, seperti daerah Maluku, jawa timur dll bahkan mungkin kawasan daerah Indonesia adalah penghasil rempah – rempah pada suatu masanya. Kerajaan kerajaan yang ada di wilayah Indonesia ini sendri tidak kalah kuat dan mempunyai kekuasaan yang sangat luas, seperti Tarumanegara, Mataram,Majapahit, Sriwijaya, ini adalah kerajaan yang mempunyai kekuasaan yang sangat luas contohnya Sriwijaya, yang kekuasaanya sampai wilayah Thailand, Brunai, sedangakan Majapahit mempunyai kekuasaan yang luasnya hampir sebagian kawasan Asia Tenggara. Bukan hanya dalam kekuasaan saja tetapi Indonesia sendiri mempunyai suatu daerah yang di akui sebagai kampus terbesar agama Budha di Indonesia yaitu sekarang yang di kenal dengan Provinsi Jambi. Jambi yang pada masanya menjadi kerajaan melayu merupakan pusat ajaran agama Budha di kawasan Asia tenggara, Ribuan bikhsu yang inggin memper dalam agama Budha di Nalanda yang terletak di India mereka akan singgah di Melayu untuk mempelajari kitab-kitab dan bahasa sangsekerta. Salah satunya bikhu dari cina yang bernama It-shing singgah di Jambi untuk mempelajari bahasa sangsekerta setelah itu beru ke India. Salah satu Bikhu wanita yang berasal dari india yang bernama Attisa pernah belajar di Malayagiri pada tahun 1011-1023 Masehi, mungkin dia berkunjung ke jambi pada waktu Malayagiri ( ibid .bambang.56 ). singgah di Jambi dan menjadi guru bagi para pelajarnya. Jejak-jejak peninggalan ini masih ada dan dapat di rasakan yang masih terjaga dan terawat oleh pemerintahan Provinsi Jambi, Yang sekarang dapat di jumpai di daerah Muara Jambi Kota Jambi. Inilah yang membuat kawasan Indonesia suatu kawasan yang sangat menguntungkan. Dalam kakawin Nagarakrtagama di sebutkan : 1. Terperinci demi pulau Negara bawahan, paling dulu melayu : jambi dan Palembang, karitan, teba, dan dhamasraya pun juga ikut di sebut, kandis, kahwas, manankabwa, siyak, rokan, Kampar dan pane, kampe, harw, dan mandahiling juga tumihan, parlak dan barat. 2. Lawas dan samudra lamuri, batan, lampoon, dan barus itulah terutama Negara-negara melayuyang telah tunduk. Kakawin Nagarakrtagama menyebutkan melayu lebih dahulu dan menyebutkan sebagai Negara terpenting dari seluruh wilayah bawahan majapahit. Wilayah kekuasaanya kerajaan ini meliputi seluruh daratan Sumatra, daerah yang merupakan “ bawahan “ melayu misalnya jambi, dhamasraya, kandis, dan manankabwa berlokasi di daerah sungai Batanghari ( ibid bambang.52-53 ). Jambi dengan kompleks percandiannya di muara jambi mungkin merupakan tempat yang strategis. Daerah ini merupakan daerah kerajaan melayu yang pada waktu sriwijaya sedang kuat berada di bawah kekuasaan sriwijaya. Waktu itu sriwijaya merupakan sebuah Talasocracy, sebuah kerajaan yang merupakan himpunan dari Bandar-bandar, setelah sriwijaya lemah, kartanegara memandang perlu menjalin kerjasama persahabatan dengan melayu karena adanya ancaman dari tiongkok. Untuk itulah pada tahun 1275 masehi dikirim ekspedisi pamalayu. Untuk lebih cepat persahabatan dengan melayu, pada tahnu 1286 masehi kartanegara mengirim arca amogghapasha. Mengenai perpindahan pusat kerajaan ini, atau setidak-tidaknya perpindahan pemukiman tanpak dari pertanggalan situs, berita tionghoa dan berita prasasti, situs-situs arkeologi yang di temukan di daerah Batanghari, mulai dari daerah ilir sampai kedaerah hulu menunjukan suatu pertanggalan yang berbeda. Situs yang di hilir menunjukan pertanggalan yang tertua, misalnya situs koto kandis berasal dari sekitar abad ke-8 -13 Masehi. Di daerah hulu bantanghari menunjukan pertenggalan yang lebih muda, yaitu dari sekitar abad ke 13-14 Masehi. Berita tionghoa ling-piau –lu-I (889-4 M )menyebutkan phi-can (=jambi ) mengirim misi dagang ke tiongkok. Sedangkan sejarah dinasti song ( 960-1279 M )buku 489 menyebutkan raja tinggal di chan-pi ( jambi ). Apabila data pertanggalan situs dan data yang berasal dari berita tionghoa di korelasikan maka akan tanpak keselarasan. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa aktifitas kerajaan melayu pada masa awalnya ( sebelum sriwijaya abad ke 7 ) berlokasi di daerah hilir Batanghari dengan pusatnya di kota Jambi sekarang. Faktor yang menguntungkan Indonesia ini yang mengakibatkan Indonesia di jajah oleh Negara-negara penguasa eropa spanyol,Portugal, belanda, inggris, dan jepang. Dari para penjajah eropa ini yang paling lama yaitu 3,5 abad, setelah Belanda menguasai Indonesia baru di susul oleh Jepang. Tidak amanya antara kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia ini membuat sering timbulnya peperangan di antara mereka, memang pada masa itu belum terjadinya sumpah pemuda atau ingin membuat suatu Negara Indonesia tetapi setidaknya sudah ada rencana bahkan berhasil melakukanya untuk menyatukan seluruh masyarakat Indonesia ini yang dulunya di kuasai oleh kerajaan-kerajaan besar dan kecil. Patih Gajah Mada Dari Majapahit adalah salah satu tokoh terkenal dalam sejarah Indonesia yang di kenal dengan Sumpah Palapa nya patih gajah mada berniat ingin mempersatukan seluruh karajaan yang ada di Indonesia akhirnya berhasil menyatukan semua kerajaan-kerajan yang ada di Indonesia ini. Politik yang di jalankan oleh para penjajah ini cukup membuat rakyat Indonesia sangat tertindas, cultur stelsel atau yang di kanal tanam paksa, politik ini di jalankan Belanda Saat gubernur baru Belanda di Indonesia Van Den Boos membuat rakyat sengsara, mereka di wajibkan menanam tananam yang laku di pasaran eropa. Lepas dari Belanda di teruskan politik yang di jalankanya oleh Jepang selama 3,5 tahun, politik yang di jalankanny adalah kerja rodi atau yang lebih di kenal dengan sebutan kerja paksa, hal ini membuat rakyat Indonesia sangat tersiksa karena mereka bekerja tanpa mengenal lelah kalau tidak mereka akan mendapatkan pecutan dari para eksekutor kerja paksa ini. Sedangkan Jambi sendiri yang merupakan salah satu kawasan wilayah Indonesia yang terletak di pulau Sumatra merupakan suatu wilayah yang sangat dekat sekali dengan jalur sutra yang menghubungkan antara India dan Cina. Selain menjadi pusat pendidikan bagi agama Budha jambi juga merupakan sebagai tempat perdagangaan, kawasan pantainya yang berbentuk teluk menjadikan tempat ini sebagai pelabuhan kapal-kapal dagang baik untuk kegiatan perdagangan ataupun singgah. Apalagi jambi yang merupakan daerah kekuasan Sriwijaya yang pernah menguasai jalur lintas ini. Kawasan ini membuat jambi menjadi ramai baik penduduknya ataupun kegiatan perdagangan bahkan Asimilasi berjalan dengan baik, hal ini di karenakan para pedagang singgah dan melakukan perdangan bahkan ada yang menetap, bagi yang menetap ini mereka melakukan perkawinan dengan penduduk pribumi. Hal ini mengakibatkan penduduk jambi sangat multikultural, baik agama, suku, itu semua berbeda-beda. Adanya orang tionghoa, arab dan india di Jambi ini tidak lepas dari adanya kampus di kerajaan melayu yang terletak di muara jambi dan adanya kegiatan perdagangan. Jambi terus berkembang hingga terakhir di kuasai oleh kesultanan yang terkhir di pimpin oleh Sultan Thaha sebelum jambi menjadi suatu kerisedenan yang di bentuk oleh belanda pada tahun 1908. Adanya kerisedenan Belanda ini secara jelas jambi terlibat dalam peritiwa penjajahan Negara eropa yaitu Belanda. Masyarakat jambi juga tidak lepas melakukan perlawanan bagi para penjajah ini, hal ini terbukti terjadinya peperangan simpang tiga sipin, pertempuran pal merah, pertempuran simpang empat jelutung dan masih banyak lagi perlawanan-perlawanan yang di lakukan oleh rakyat provinsi jambi. Bukan hanya melepaskan diri dari para penjajah ini saja tetapi perjuangn dalam melepaskan dari kerisidenan Sumatra bagian tengah dan dewan banteng yang berpusat di Palembang. Hal ini dapat di lihat dan di rasakan bahwa jambi memiliki sejarah yang cukup panjang baik Indonesia secara umum dan jambi secara khususnya. Oleh karena itu penulis ingin mencoba melihat provinsi jambi sendiri dalam sejarah Jambi secara khusus dan Indonesia secara umum. Semua akan di bahas dalam tulisan yang ingin saya mencobanya dengan judul “ JAMBI DALAM SEJARAH ( 1945-1967 ) “ ini semua di karenakan pada peritiwa tahun itulah jambi mempunyai peranan dalam sejarah panjang Indonesia Secara umum dan sejarah terbentuknya provinsi jambi. Masalah : 1. Apa peran jambi sendiri dalam meramaikan sejarah panjang bangsa Indonesia 2. Mengapa jambi ingin melepaskan diri dari dewan banteng dan membentuk provinsi jambi sendiri. Kerangka teori Sejarah adalah suatu kajian ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa masa lampau yang di lakukan oleh manusia itu sendiri. jadi Keberhasilan suatu daerah tergantung oleh pemimpin yang memegang kendali pemerintahan. Jambi yang pada masanya di pimpin oleh manusia-manusia yang cakap pada masa kerajaan, kesultanan bahkan sampai mendirikan suatu provinsi sendiri, hal ini semua tidak lepas dari peran manusia sehingga menimbulakn suatu peristiwa-peristiwa yang terjadi di jambi. Dalam kakawin Nagarakrtagama di sebutkan : 1. Terperinci demi pulau Negara bawahan, paling dulu melayu : jambi dan Palembang, karitan, teba, dan dhamasraya pun juga ikut di sebut, kandis, kahwas, manankabwa, siyak, rkan, Kampar dan pane, kampe, harw, dan mandahiling juga tumihan, parlak dan barat. 2. Laws dan samudra lamuri, batan, lampoon, dan barus itulah terutama Negara-negara melayuyang telah tunduk. Kakawin Nagarakrtagama menyebutkan melayu lebih dahulu dan menyebutkan sebagai Negara terpenting dari seluruh wilayah bawahan majapahit. Wilayah kekuasaanya kerajaan ini meliputi seluruh daratan Sumatra, daerah yang merupakan “ bawahan “ melayu misalnya jambi, dhamasraya, kandis, dan manankabwa berlokasi di daerah sungai Batanghari ( ibid bambang.52-53 ). SEKILAS PROFIL PROVINSI JAMBI Provinsi Jambi merupakan bagian dari wilayah nusantara memberikan kontribusi yang tidak kecil dalam proses pembangunan bangsa Indonesia. Demikian juga sumbangan dan peran serta provinsi Jambi dalam pembangunan Keluarga Berencana Nasional yang telah dimulai sejak tahun 1980. Provins; Jambi secara resmi menjadi Provins; tahun 1958 sesuai dengan Undang-undang No. 61 tahun 1958 tanggal 25 Juni 1958. Provinsi Jambi terletak antam 00 451 2° 451 LS dan 1010 01 - 104° 55 BT, terletak ditengah pulau Sumatera membujur sepanjang pantai timur sampai barat dengan luas :" wilayah keseluruhan 53.435,72 Km2 • Luas Wilayah 53,43 km2 • Luas daratan 51.000 km2 • Luas lautan 425,5 km2 • Panjang pantai 185 km2 B. GEOGRAFIS Provinsi Jambi terletak pada Pantai Timur Pulau Sumatera berhadapan dengan taut Cina Selatan dan Lautan Pasifie, pad a alur talu lintas Intemasionat dan Regional.Secara geografis Provinsi Jambi terletak diantara 0° 45' - 20 45' Lintang Selatan antara 101 0 10' - 1040 44' Bujur Timur, luas Wilayah Provinsi Jambi 53.435,72 Km2 .. luas daratan 51.000 Km2 , luas lautan 425,5 Km2 dan panjang pantai 185 Km. Batas-batas Wilayah Provinsi Jambi adalah sebagai berikut: • Sebelah Utara dengan Provinsi Riau • Sebelah Selatan dengan Provinsi Sumatera Selatan • Sebelah Barat dengan Provinsi Sumatera Barat • Sebelah Timur dengan Laut Cina Selatan Provinsi Jambi termasuk dalam kawasan segi tiga pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Singapore (IMS-GT) dan Indonesia-Malaysia-Thailand (tMT-GT). Jarak tempuh ~mbi ke Singapura jalur laut melalui Batam dengan menggunakan-kaJ)al oopat Get-foil) ± 5 jam. C. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN Melalui Undang-undang No. 54 Tahun 1999. Provinsi Jambi terbagi menjadi 9 Kabupaten dan 1 Kota, yaitu : • 9 Kabupaten dan 1 Kota 1. Kabupaten Kerinci, ibukotanya Sungai Penuh 2. Kabupaten Sarolangun, ibukotanya Sarolangun 3. Kabupaten Merangin, ibukotanya Bangko 4. Kabupaten Bungo, ibukotanya Muara 8ungo 5. Kabupaten Tebo, ibukotanya Muara Tebo 6. Kabupaten Batanghari, ibukotanya Muara Bulian 7. Kabupaten Muara Jambi, ibukotanya Sengeti 8. Kabupaten Tanjung Jabung Barat, ibukotanya Kuala Tungkal 9. Kabupaten Tanjung Jabung Timur, ibukotanya Muara Sabak 10. Kota Jambi yang juga merupakan ibukota Provinsi Jambi • 114 Kecamatan • 1.310 Desa I Kelurahan D. IKLIM Sebagaimana wilayah timur pulau Sumatera lainnya musim hujan di Provinsi Jambi terjadi pada bulan November sampai dengan Maret dan musim kemarau dari bulan Mei sampai Oktober. Iklim Provinsi Jambi bertype A (Schmidt and Ferguson) dengan curah hujan rata-rata 1.9003.200 mm/tahun dan rata-rata curah hujan 116 - 154 hari pertahun. Suhu maksimum sebesar 31 derajat celcius. E. TOPOGRAFI Kondisi tanah di Provinsi Jambi bervariasi dari daratan rendah sampai daratan tinggi yaitu : • Kemiringan 0- 3% = 14.576 km2 (29,0%) • Kemiringan 3-12%= 14.381 km2 (28,6%) • Kemiringan 12-40%= 9.306 km2 (18,5%) • Kemiringan >40% = 12.000 km2 (29,0%) • atau • Daerah Dataran Rendah 0-100 m (69,1%) • Daerah dataran dengan ketinggian sedang 100-500 m (16,4%) • Daerah Dataran Tinggi >500 m (14,5%) Ketinggian • 0-100 meter = 34.738 km2 (53,2%) • 101-500 meter = 17.981 km2 (24,5%) • 500-1.000 meter = 9.127 km2 (13,9%) • > 1.000 meter = 5.437 km2 (8,4%) F. KONDISI SOSIAl POLlTIK & KEAMANAN Provinsi Jambi termasuk tiga Propinsi di Indonesia saat in yang stabil dalam kehidupan sosial politik dan keamanan. Sejak terbentuk menjadi Provinsi 43 tahun yang lalu tidak pernah terjadi benturan-benturan antar suku, antar agama dan antar ras. Kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah dan kerukunan intern umat beragama talah mendorong iklim kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bemegara berjalan harmonis. Jambi pada masa Budha Menyebarnya agama Budha di nusantara ini sejalan dengan masuknya pengaruh Budha di Nusantara sejalan dengan masuknya pengaruh Budaya India di negri kepulauan ini. Tidak ada satupun sumber tertulis yang sampai kepada kita yang menyebutkan kapan pengaruh agama india ini masuk, siapa yang membawanya apakah para saudagar atau para biksu yang ikut dalam pelayaran saudagar india ini ( bambang budi utomo, 2010,budha di nusantara,Buddhist education center, iii ). Para saudagar dari kedua bangsa ini terikat dengan hubungan dagang internasionalnya. Tidak luput juga penyebaran agama ini di lakukan oleh para saudagar nusantar yang melakukan perniagaan di India dan mengajarkannya ketika mereka sudah berada di nusantara dimana mereka tinggal, karena para saudagar ini mempunyai harta dan tanah yang mana menjadi salah satu kekayaan pada masanya. Agama merupakan salah satu unsure kebudayaan. Ada dua agama yang masuk dalam budaya india, yaitu Hindu dan Budha. Sumber prasasti tertua dari sekitar abad ke 5-6 Masehi, mengindikasikan awal agama yang ada di nusantara adalah agama Hindu aliran Waisnawa. Keadaan ini di perjelas lagi oleh catatan fa-hsien, seorang biksu asal tiongkok yang mengatakan bahwa yi-po-ti sedikit sekali di jumpai orang-orang beragama buhda, tetapi banyak di jumpai orang brahmana dan mereka yang agamanya buruk( ibid ). Sampai pada abad ke-7 seorang biksu yang berasal dari tiongkok ( i-tsing ) berkunjung ke shi-li-fi-shi yang di yakini para sejarawan adalah Sriwijaya. Dala perjalanannya ke nusantara ia melewati mo-lo-yeu sendiri di akui sebagai kerajaan melayu yang berada di kota jambi sekarang dan shi-li-fo-shi. Dalam catatanya hariannya ia mencatat ada sekitar lebih dari 1000 biksu tinggal di shi-li-fo-shi, juga anjuran untk para biksu, sebelum melanjutkan pelajaranya di Nalanda ( India ) terlebih dahulu singgah di shi-li-fo-shi untuk memperdalam tatabahasa sangsekerta ( ibid ). Lain Sriwijaya lain pula dengan mataram, tetapi Cuma satu penguasa yaitu Dinasti Syailendra yang agama di anutnya Budha Mahayana, kalu penguasa di mataram banyak mendirikan bangunan suci, sedangkan di sriwijaya tidak, walaupun ada itu hanya terbuat dari bahan bata, dan arca Mahayana yang seperti Boddhisatwa, wajrapani, lokanata, awalokiteswara, dan padmapan) inilah yang di temukan di wilayah kerajaan sriwijaya di Sumatra, sedangkan kalau di mataram banyak di temuka bangunan suci. Diterimanya ajaran ini di nusantara karena dalam ajaran budha yang utama adalah welas asih dan menolong semua mahkluk sebagaimana tercermin dalam Boddhisatwa. Karena ajaran welas asih inilah agama budha sangat cepat di terima oleh penduduk nusantara, dan ajaran welas asih ini mengakar ke pengaruhnya baik di jawa, Sumatra maupun di semenanjung tanah melayu ( ibid iv ) KERAJAAN MELAYU Berbicara tentang penamaan”kuno “ dalam istilah melayu kuno, seseorang dapat salah mengerti tentang arti sesungguhnya pemberian nama. Biasanya Moloyu ( melayu ) dan Sriwijaya di anggap sebagai kerajaan-kerajaan melayu kuno. Setelah jatuhnya kerajaan sriwijaya di abad ke-14 wilayah kerajaan-kerajaan melayu kuno mendapat berbagai cobaan dari bangsa penjaja dari luar, terutama dari bangsa ingris dan belanda. Hingga abad tahun 1824. Pada tahun ini oleh traktat London wilayah yang dihuni oleh pihak melayu di bagi menjadi dua bagian, yakni bagian utara yang meliputi wilayah semenanjung melayu dan singgapura di kuasai oleh inggris dan pantai timur Sumatra serta riau lautan menjadi jajahan belanda ( S. Sartono. 7-8 desember 1992. Kerajaan melayu kuno pra-sriwijaya di Sumatra. Seminar sejarah melayu kuno. Kerja sama tingkat I provinsi jambi dengan kantor wilayah DEPDIKBUD provinsi Jambi). Wilayah kerajaan melayu secara geografis terletak di sekitar daerah aliran sungai Batanghari yang meliputi provinsi jambi dan provinsi Sumatra barat, di sekitar kabupaten tanah datar ( Pagarruyung ) dan di sekitar aliran sungai rokan, Kampar, dan Indragiri di wilayah provinsi Sumatra barat dan provinsi Riau. Di beberapa tempat, di tepian sungai Batanghari banyak di temukan arkeologi, mulai dari daerah ilir ( di wilayah provinsi Jambi ) hingga daerah Hulu ( di wilayah provinsi Sumatra barat ) ( bambang budi utomo, 2010. Budha di nusantara. Buddhis center. Hal 48). Menurut salah seorang penganut kepercayaan budha yang telah berkunjung ke situs peninggalan agama budha di dunia mengungkapkan, di wilayah jambi merupakan pusat pendidikan ajaran agama budha yang menjadikannya sebagai kampus terbesar di dunia. Kunjungannya ke Tibet dimana dia mendapatkan bahwa biksu perempuan ternama yang bernama Attisa pernah berkunjung ke kerajaan melayu pada abad ke 11 dari india ke Tibet hingga ke Indonesia yaitu Sumatra untuk menjadi pengajar atau guru dalam agama budha( Dr. Elizabet.dalam seminar jambi heritage ). Banyaknya di temukan candi-candi di muara jambi di akuinya itu sebagai tempat pelaksanaan pendidikan bukan tempat ajaran agama, karena menurutnya tidak mungkin di bangun tempat suci yang berdekatan bahkan ada yang beradap-adapan. ( biksu dari amerika asal cina,chiaw-fo, perbincangan dalam perjalanan ke candi muara jambi,seminar jambi heritage). Pada tahun 672 M, dalam perjalanannya dari kanton ke India, it-shing singgah di shih-li-fo-shih ( sriwijaya ) selama 6 bulan untuk belajar tatabahasa, bahasa sangsekerta sebelum melanjutkan pelayarannya ke cieh-cha ( kedah ) dan menuju ke nelada ( india ). Selanjutnya itsing menuliskan bahwa sekembalinya dari nelanda pada tahun 685 M ia singgah di mo-lo-yeu yang sekarang menjadi fo-she-to. Berita itsing ini sesuai dengan isi prasasti karangbirahi yang ditemukan di tepi sungai merangin anak Batanghari di daerah hulu, menyebutkan tentang persumpahan bagi yang tidak mau tunduk kepada kedatuan sriwijaya. Kedua data ini menginformasikan bahwa pada waktu itu melayu telah di taklukan oleh sriwijaya sampai sekitar abad ke-13 masehi. Pendudukan sriwijaya terhadap melayu di anggap penting karena dengan menduduki melayu, sriwijaya dapat menguasai Bandar-bandar di daerah selat malaka. Hal sama juga di lakukan ke daerah lain seperti, kota kapur ( Bangka ), bhumi jawa, serta palas dan jabung ( lampung ) ( ibid. bambang.hal 50 ). Permukiman yang tertua berlokasi di daerah hilir Batanghari, sedangkan pemukiman yang muda berlokasi di daerah hulu Batanghari di wilayah Sumatra barat. Dalam sejarah Batanghari di wilayah ini pernah ada dua kerajaan besar yang berpengaruh di belahan barat Nusantara. Kedua kerajaan itu adalah Melayu dan Sriwijaya yang tumbuh berkembang pada waktu yang bersamaan dari berita tionghoa yang di tulis it-shing di sebutkan bahwa suatu saat ( sekitar tahun 670 an ) melayu pernah menjadi bagian sriwijaya ( groneveldt 1960 ) setelah sriwijaya melemah, melayu kemudian merdeka kembali. Berdasarkan berita tionghoa tersebut, hasan jafar ( 1992:77 ) membagi melayu dalam tiga fase : 1. Fase awal, sekitar pertengahan abad ke 7 Masehi 2. Fase pendudukan oleh sriwijaya, sekitar tahun 680 sampai sekitar pertengahan abad ke-11 Masehi. 3. Fase akhir, sekitar pertengahan abad ke 11 –akhir abad ke14 Masehi. Ketiga fase tersbut mengacu kepada perjalanan sejarah kerajaan melayu kuno, tetapi tidak menjelaskan lokasi pusat pemerintahannya. Beberapa pakar berpendapat pusat kerajaan melayu fase awal berpusat di kota jambi sekarang ( slamet mulyana 1981:30-42 ; irfan 1983:94-102 ). Pendapat ini di dasarkan asumsi bahwa pusat kerajaan adalah juga pelabuhan melayu. Pelabuhan melayu yang berlokasi di tepi sungai Batanghari sangat lah baik untuk pelabuhann sungai dengan panjang 800 km, lebarnya 500 meter dan kedalamannya lebih dari 5 meter yang sangat baik untuk pelayaran sungai. ( ibid. bambang. Hal 49 ) Masa pendudukan sriwijaya ini agaknya berlangsung cukup lama, mulai dari abad ke 7 -11 masehi. Tetapi selama masa itu, ada juga masa dimana sriwijaya agak lengah . kesempatan itu di manfaatkan untuk mengirim duta besar ke tiongkok. Berdasarkan catatan tiongkok, mo-lo-yeu mengirim utusan ke tiongkok pada tahun 853 dan 871 masehi ( wolters: 1970-42 ). Namuntindakan ini di ketahui oleh sriwijaya. Oleh sebab itulah sriwijaya pada tahun 905 masehi mengirim duta ke tiongkok dan menegaskan bahwa duta yang dating pada tahun 853 dan 871 masehi adalah “ pemimpin dari chan-pi ( ibid. bambang,hal 52 ). Melayu merupakan sebuah kerajaan yang di anggap penting eksistensi kerajaan melayu selalu di akui oleh berbagi kerajaan. Sebab kerajaan besar di Nusantara akan selalu memperhitungkan keberadaan kerajaan melayu, seperti halnya sriwijaya dan majapahit. Berdasarkan data prasasti dan pertanggalan situs di daerah Batanghari, kerajaan melayu sekurang-kurangnya telah mengalami tiga kali pemindahan pusat pemerintahan. Pusatnya yg pertama berlokasi di sekitar kota jambi sekarang, pusatnya yang kedua di padangroco, dan pusatnya yang ketiga terletak di pagaruyung. Para sarjan meduga pemindahan kerajaan itu di sebabkan oleh ancaman dari musuh, terutama musuh yang datng dari tanah jawa yang melalui sungai Batanghari. Sedangkan de casparis menduga melayu pada masa akhir mendapat ancaman dari kerajaan yang bercorak islam di samudrai pasai yang datang melalui sungai Batanghari ( ibid bambang hal 55 ). Salah satu jenis peningkatan arkeologi yang tergolong ke dalam artefak bertulisan ialah prasasti. Sebagai sumber sejarah dan kebudayaan prasasti mempunyai kedudukan yang amat penting karena merupakan salah satu sumber keterangan yang sejaman. Dari masa kerajaan melayu kuno yang kronologinya dapat di tempatkan pada kurun waktu sekitar pertengahan abad ke-7 sampai abad ke-14. Telah ditemukan lebih dari 30 buah prasasti yang sebagian masuk dalam provinsi jambi, sebagian lagi masuk wilayah provinsi Sumatra barat, dan sebuah ditemukan di wilayah Malang, jawa timur yaitu prasasti Adityawarman yang di pahatkan di candi jago ( hasa jafar. Prasasti-prasasti masa kerajaan melayu kuno dan beberapa permasalahannya. Seminar sejarah melayu jambi. 6-8 desember 1992 ). BERDIRINYA PROVINSI JAMBI Dengan berakhirnya masa kesultanan Jambi menyusul gugurnya Sultan Thaha Saifuddin tangga! 27 April 1904 dan berhasilnya Belanda menguasai wi!ayah-wilayah Kesultanan Jambi, maka Jambi ditetapkan sebagai Keresidenan dan masuk ke dalam wilayah Nederlandsch Indie. Residen Jambi yang pertama O.L Helfrich yang diangkat berdasarkan Keputusan Gubernur Jenderal Belanda No.20 tanggal4 Mei 1906 dan pelantikannya dilaksanakan tanggal2 Juli 1906. Kekuasan Belanda atas Jambi berlangsung ± 36 tahun karena pada tanggal 9 Maret 1942 terjadi peralihan kekuasaan kepada Pemerintahan Jepang. Dan pada 14 Agustus 1945 Jepang menyerah pada sekutu. T anggal 17 Agustus 1945 diproklamirkanlah Negara Republik Indonesia. Sumatera disaat Proklamasi tersebut menjadi satu Provinsi yaitu Provinsi Sumatera dan Medan sebagai ibu kotanya dan MR. Teuku Muhammad Hasan ditunjuk memegangkan jabatan Gubernurnya. Pada tanggal 18 April 1946 Komite Nasional Indonesia Sumatera bersidang di Bukittinggi memutuskan Provinsi Sumatera terdiri dari tiga Sub Provinsi yaitu Sub Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Tengah dan Sumatera Selatan. Sub Provinsi Sumatera T engah mencakup keresidenan Sumatra Barat, Riau dan Jambi. T arik menarik Keresidenan Jambi untuk masuk ke Sumatera Selatan atau Sumatera T engah ternyata cukup alot dan akhirnya ditetapkan dengan pemungutan suara pad a Sidang KNI Sumatera tersebut dan Keresidenan Jambi masuk ke Sumatera Tengah. Sub-sub Provinsi dari Provinsi Sumatera ini kemudian dengan undang-undang nomor 10 tahun 1948 ditetapkan sebagai Provinsi. Dengan UU.No. 22 tahun 1948 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Oaerah keresidenan Jambi saat itu terdiri dari 2 Kabupaten dan 1 Kota Praja Jambi. Kabupaten-kabupaten tersebut adalah Kabupaten Merangin yang mencakup Kewedanaan Muara Tebo, Muaro Bungo, Bangko dan Batanghari terdiri dari kewedanaan Muara Tembesi, Jambi Luar Kota, dan Kuala TungkaL Masa terus berjalan, banyak pemuka masyarakat yang ingin keresidenan Jambi untuk menjadi bagian Sumatera Selatan dan dibagian lain ingin tetap bahkan ada yang ingin berdiri sendirj~rlebih dari itu, Kerinci kembali dikehendaki masuk Keresidenan Jambi, karena sejak tanggal 1 Juni 1922 Kerinci yang tadinya bagian dari Kesultanan Jambi dimasukkan ke keresidenan Sumatera Barat tepatnya jadi bagian dari Kabupaten Pesisir Selatan dan Kerinci (PSK) Tuntutan keresidenan Jambi menjadi daerah Tingkat I Provinsi diangkat dalam Pernyataan Bersama antara Himpunan Pemuda Merangin Batanghari (HP.MERBAHARI) dengan Front Pemuda Jambi (FROPEJA) Tanggal 10 April 1954 yang diserahkan langsung Kepada Bung Hatta Wakil Presiden di Bangko, yang ketika itu berkunjung kesana. Penduduk Jambi saat itu tercatat kurang lebih 500.000 jiwa (tidak termasuk Kerinci) Keinginan tersebut diwujudkan kembali dalam Kongres Pemuda seDaerah Jambi 30 April - 3 Mei 1954 dengan mengutus tiga orang delegasi yaitu Rd. Abdullah, AT Hanafiah dan H. Said serta seorang penasehat delegasi yaitu Bapak Syamsu Bahrun menghadap Mendagri Prof. DR.MR Hazairin. Berbagai kebulatan tekad setelah itu bermunculan baik oleh gabungan parpol, Dewan Pemerintahan Marga, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Merangin, Batanghari. Puncaknya pad a kongres rakyat Jambi 14-18 Juni 1955 di gedung bioskop Murni terbentuklah wadah perjuangan Rakyat Jambi bernama Badan Kongres Rakyat Djambi (BKRD) untuk mengupayakan dan memperjuangkan Jambi menjadi Daerah Otonomi Tingkat f Provinsi Jambi. Pada Kongres Pemuda se-daerah Jambi tanggal 2-5 Januari 1957 mendesak BKRD menyatakan Keresidenan Jambi secara de facto menjadi Provinsi selambat-Iambatnya tanggal 9 Januari 1957 . Sidang Pleno BKRD tanggal 6 Januari 1957 pukul 02.00 dengan resmi menetapkan keresidenan Jambi menjadi Daerah Otonomi Tingkat I Provinsi yang berhubungan langsung dengan pemerintah pusat dan keluar dari Provinsi Sumatera Tengah. Dewan Banteng selaku penguasa pemerintah Provinsi Sumatera T engah yang telah mengambil alih pemerintahan Provinsi Sumatera T engah dari Gubernur Ruslan Mulyohardjo pada tanggal 9 Januari 1957 menyetujui keputusan BKRD. Pada tanggal 8 Februari 1957 Ketua Dewan Banteng Letkol Ahmad Husein melantik Residen Djamin gr. Datuk Bagindo sebagai acting Gubernur dan H. Hanafi sebagai wakil Acting Gubemur Provinsi Djambi, dengan staff 11 orang yaitu Nuhan, Rd. Hasan Amin, M. Adnan Kasim, H.A. Manap, Salim, Syamsu Bahrun, Kms. H.A.Somad. Rd. Suhur, Manan, fmron Nungcik dan Abd Umar yang dikukuhkan dengan SK No. 009/KD/U/L KPTS. tertanggal 8 Februari 1957 dan sekaligus meresmikan berdirinya Provinsi Jambi di halaman rumah Residen Jambi (kin; Gubernuran Jambi). Pada tanggal 9 Agustus 1957 Presiden RI Ir. Soekamo akhirnya menandatangani di Denpasar ~L UU Darurat No. 19 tahun 1957 tentang Pembentukan Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Jambi. Dengan UU No. 61 tahun 1958 tanggal 25 Juli 1958 UU Darurat No. 19 Tahun 1957 Tentang Pembentukan Daerah Sumatera Tingkat I Sumatera Sarat, Djambi dan Riau. (UU tahun 1957 No. 75) sebagai Undang-undang. Dalam UU No. 61 tahun 1958 disebutkan pada pasal 1 hurup b, bahwa daerah Swatantra Tingkat I Jambi wilayahnya mencakup wilayah daerah Swatantra Tingkat II Batanghari, Merangin, dan Kota Praja Jambi serta Kecamatan-Kecamatan Kerinci Hulu, Tengah dan Hilir. Kelanjutan UU No. 61 tahun 1958 tersebut pada tanggal 19 Desember 1958 Mendagri Sanoesi Hardjadinata mengangkat dan menetapkan Djamin gr. Datuk Bagindo Residen Jambi sebagai Dienst Doend DO Gubernur (residen yang ditugaskan sebagai Gubernur Provinsi Jambi dengan SK Nomor UP/5/8/4). Pejabat Gubernur pad a tanggal 30 Desember 1958 meresmikan berdirinya Provinsi Jambi atas nama Mendagri di Gedung Nasional Jambi (sekarang gedung BKOW). Kendati dejure Provinsi Jambi di tetapkan dengan UU Darurat 1957 dan kemudian UU No. 61 tahun 1958 tetapi dengan pertimbangan sejarah asal-usul pembentukannya oleh masyarakat Jambi melalui BKRD maka tanggal Keputusan BKRD 6 Januari 1957 ditetapkan sebagai hari jadi Provinsi Jambi, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi Djambi Nomor. 1 T ahun 1970 tanggal 7 Juni 1970 tentang Hari Lahir Provinsi Djambi. B. MASA KOLONIAL Adapun nama Residen dan Gubernur Jambi mulai dari masa kolonial sampai dengan sekarang adalah sebagai berikut : Masa Kolonial, Residen Belanda di Jambi adalah : 1. O.L Helfrich (1906-1908) 2. A.J.N Engelemberg (1908-1910) 3. Th. A.L Heyting (1910-1913) 4. AL Kamerling (1913-1915) 5. H.E.C. Quast (1915 - 1918) 6. H.LC Petri (1918-1923) 7. C. Poortman (1923-1925) 8. G.J. Van Dongen (1925-1927) 9. H.E.K Ezerman (1927-1928) 10. J.RF Verschoor Van Niesse (1928-1931) 11. W.S. Teinbuch (1931-1933) 12. Ph. J. Van der Meulen (1933-1936) 13. M.J. Ruyschaver (1936-1940) 14. Reuvers (1940-1942) Tahun 1942 - 1945 Jepang masuk ke Indonesia termasuk Jambi C. MASA KEMERDEKAAN REPUBUK INDONESIA 1945-1957 Residen Jambi: 1. Dr. Segaf Yahya (1945) 2. R Inu Kertapati (1945-1950) 3. Bachsan (1950-1953) 4. Hoesin Puang Limbaro (1953-1954) 5. R Sudono (1954-1955) 6. Djamin Datuk Bagindo (1954-1957) -Acting Gubemur • 6 Januari 1957 BKRD menyatakan Keresidenan Jambi menjadi Provinsi • 8 Februari 1957 peresmian provinsi dan kantor gubemur di kediaman Residen oleh Ketua Dewan Banteng. Pembentukan Provinsi diperkuat oteh Keputusan Dewan Menteri tanggal 1 Juli 1957, Undang-Undang Nomor 1 /1957 dan Undang-Undang Darurat Nomor 19/1957 dan mengganti Undang-Undang tersebut dengan Undang-Undang Nomor 61/1958. D. MASA PROVINSI JAMBI ( 1957 - SEKARANG ) Gubemur dan Wakil Gubernur Jambi: 1. M. Joesoef Singedekane (1957-1967) 2. H. Abdul Manap (Pejabat Gubernur 1967-1968) 3. RM. Noer Atmadibrata (1968-1974) 4. Djamafuddin Tambunan, SH (1974-1979) 5. Edy Sabara (Pejabat Gubernur 1979) 6. Masjchun Sofwan, SH (1979-1989) Drs. H. Abdurrahman Sayoeti (Wakil Gubernur) 7. Drs. H. Abdurrahman Sayoeti (1989-1999) Musa (Wakil Gubernur) Drs. Hasip Kalimudin Syam (Wakil Gubemur) 8. DRS. H. Zulkifli Nurdin, MBA (1999-2005) Uteng Suryadiatna (Wakil Gubemur) Drs. Hasip Kalimudin Syam (Wakil Gubernur) 9. DR. Ir. H. Sudarsono H, SH, MA (pejabat Gubemur 2005) 10. Drs. H. Zulkifli Nurdin, MBA (2005-2009) Drs. H. Antony Zeidra Abidin (Wakil Gubernur 2005-2009) KELEMBAGAAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN, KOTA DAN PROVINSI Pada era otonomi daerah dengan mengacu pada Kepres 103 tahun 2003, maka sebagian kewenangan BKKBN telah di serahkan kepada pemerintah KabupatenjKota. Sehingga pengelolaan program KB mengalami babak baru, kondisi ini memunculkan struktur dan Nomenklatur eks BKKBN Kabupatenj Kota di Provinsi Jambi menjadi beragam. Sebagaimana yang termaktub dalam Keppres Nomor 103 tahun 2001 bahwa kelembagaan BKKBN telah diserahkan kepada Daerah pada 31 Desember 2003. Dan untuk Provinsi Jambi Proses penyerahan kelembagaan telah diserah-kan pada tanggal 9 Januari 2004. Adapun bentuk lembaga yang menangani program KB di Kabupatenj Kota seluruhnya berbentuk Dinas j Badan, ada yang merupakan Dinas & Badan utuh maupun merger, dan kesemuanya dibentuk dengan Perda. STATUS BKKBN PROVINSI Sedangkan untuk BKKBN Provinsi Jambi sesuai Keppres RI nomor 9 tahun 2004 tentang perubahan atas Keputusan Presiden nomor 103 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden nomor 30 tahun 2003, pasal 14 ayat (3) " sebagian tugas pemerintah yang dilaksanakan oleh BKKBN di Provinsi selain Provinsi DKI Jakarta, tetap dilaksanakan oleh Pemerintah sampai ada ketentuan lebih Ian jut. PENGALAMAN PENYELENGGARAAN EVEN-EVEN NASIONAL DI PROVINSI JAMBI 1. Tahun 1986 : Pertasi Kencana I dihadiri langsung Oleh Bpk Presiden Suharto di Kuamang kuning Kabupaten Bungo Tebo Provinsi Jambi 2. Tahun 1993 : Peresmian Jembatan Batanghari I Oleh Bapak Presiden RI Suharto 3. Tahun 1994 : Peresmian Sentra Batik di Kota Jambi Oleh Ibu Tin Suharto yang didampinga oleh Bapak Presiden 4. Tahun 1997 : Pembukaan MTQ Tingkat Nasional Oleh Bapak Presiden Suharto 5. Tahun 1995 : Kunjungan Pasca Gempa Bumi oleh Bapak Presiden beserta ibu Tin Suharto di Kabupaten Kerinci 6. Tahun 2001 : Peresmian Pelabuhan Samudra Muara Sabak Kabupaten Tanjab Timur oleh Bapak Ibu Presiden Megawati Soekarno Putri Hotel & Penginapan di Kota Jambi Pembangunan sektor pariwisata tentu tidak terlepas dari kebutuhan akan tersedianya sarana akomodasi. Di Kota Jambi terdapat 2 hotel berbintang 4 dengan 183 kamar, 1 hotel berbintang 3 dengan 160 kamar, 1 hotel berbintang 2 dengan 92 kamar dan 4 hotel dengan klasifIkasi bintang 1 dengan total jumlah kamar sebanyak 104 kamar. Sedangkan hotel dengan klasifikasi melati 3 yang beIjumlah 20 hotel memiliki jumlah kamar sebanyak 516 kamar, 8 hotel melati 2 dengan 192 kamar dan 20 hotel melati 1 dengan 316 kamar . 1. Hotel Novotel **** – 125 kamar 2. Hotel Tepian Ratus **** - 58 kamar 3. Hotel Abadi ***– 160 kamar 4. Hotel Matahari ** – 92 kamar 5. Hotel Safera * – 27 kamar SARANA TRANSPORTASI UDARA 1. Batavia Airlines – 1 kali sehari 2. Riau Airlines – 2 kali sehari 3. Adam Air – 2 kali sehari 4. Sriwijaya Air – 2 kali sehari 5. Lion Airlines – 1 kali sehari 6. Merpati Nusantara Airlines – 1 kali sehari