Minggu, 20 Januari 2013

PENGEMBANGAN EVALUASI FORMATIF (Designing and Conducting Formative Evaluations, Dick& Carey)

PENGEMBANGAN EVALUASI FORMATIF (Designing and Conducting Formative Evaluations, Dick& Carey) MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Desain Pembelajaran Dosen Pembimbing : Frof.Dr. Mujiyono Wiryotinoyo, M.Pd Frof. Dr. Rahmat Murbojono, M.Pd Dr. Martinis Yamin, M.Pd Oleh Satriyo Pamungkas Magister Teknologi Pendidikan Universitas Jambi Desember 2012/2013 Bab 10 PENGEMBANGAN EVALUASI FORMATIF (Designing and Conducting Formative Evaluations) 1.1. Pendahuluan Material pembelajaran yang awalnya merupakan draft asli atau mungkin telah direvisi dan telah menjadi produk akhir yang didistribusikan kepada target populasi yang akan dibelajarkan, sebagai konsekuensinya hampir pasti banyak permasalahan yang timbul sehubungan efektivitas penggunaannya. Akibatnya terlalu sering instruktur dipersalahkan karena kurang dalam pengajaran dan peserta didik yang kurang dalam belajar padahal faktanya material pembelajaran yang kurang mendukung upaya pembelajaran. Masalah-masalah yang timbul dari material pembelajaran yang tidak diuji terlebih dahulu terlibat membesar seiring dengan hadirnya proyek pengembangan kurikulum yang besar. Mulai saat itu konsep evaluasi ditujukan sebagai perbandingan antara efektivitas inovasi dengan produk-produk lain yang ada. Penelitian menemukan bahwa prestasi siswa relatif rendah dengan material kurikulum yang baru. Melihat situasi ini Cronbach (1975) dan Scriven (1967) menyimpulkan bahwa kita harus memperluas konsep evaluasi. Mereka mengusulkan Evaluasi formatif sebagai pengumpulan data dan informasi selama pengembangan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Evaluasi formatif sebenarnya digunakan sebagai proses untuk meningkatkan pembelajaran setelah konsep atau naskah pertama pembelajaran dikembangkan. Lebih baik mencoba lebih dini komponen-komponen proses desain untuk menghindari banyak masalah yang tidak tercakup sebelum lengkapnya naskah pembelajaran. Dalam bab ini akan membahas bagaimana menerapkan teknik evaluasi formatif terhadap pengembangan material yang baru, pemilihan dan penerapan material, penyampaian pembelajaran dari instruktur, dan penggabungan dari tiga bentuk penyajian. 1. Konsep Evaluasi Formatif Evaluasi formatif menurut Scriven adalah suatu evaluasi yang biasanya dilakukan ketika suatu produk atau program pembelajaran tertentu sedang dikembangkan dan biasanya dilakukan lebih dari sekali dengan tujuan untuk melakukan suatu perbaikan. Sementara Weston, McAlpine dan Bordonaro (1995) menjelaskan bahwa tujuan evaluasi formatif adalah untuk memastikan tujuan yang diharapkan dapat tercapai dan untuk melakukan perbaikan suatu produk atau program pembelajaran. Worthen dan Sanders (1997) menyatakan bahwa evaluasi formatif dilakukan untuk memberikan informasi evaluatif yang bermanfaat untuk memperbaiki suatu program. Menurut Dick and Carey 2005 Evaluasi Formatif adalah proses yang digunakan perancang untuk memperoleh data yang dapat dipergunakan untuk merevisi pembelajaran agar efisien dan efektif. Penekanan evaluasi formatif adalah pada pengumpulan dan analisis data dan revisi pembelajaran. Ketika versi akhir pembelajaran telah dihasilkan, evaluator yang lain mengumpulkan data untuk menentukan efektivitasnya. Terdapat tiga tahap dasar dari evaluasi formatif yaitu : 1. Evaluasi satu-satu atau evaluasi klinis Pada tahap ini perancang bekerja dengan individu siswa untuk memperoleh data merevisi material. 2. Evaluasi kelompok kecil Sebuah kelompok 8 sampai 20 orang siswa yang mewakili target populasi, yang mempelajari material pembelajaran dan ujian sendiri untuk mengumpulkan data yang diperlukan. 3. Evaluasi Uji coba lapangan Tahap ini menekankan pada uji coba prosedur yang diperlukan untuk menerapkan pembelajaran pada situasi yang sebisa mungkin mendekati dunia nyata. 2. Perancangan Evaluasi Formatif Tujuan evaluasi formatif adalah untuk menunjukkan dengan tepat kesalahan-kesalahan spesifik dalam material pembelajaran dengan maksud memperbaiki, mengevaluasi desain termasuk instrumen, prosedur dan personel yang dibutuhkan untuk menghasilkan informasi tentang lokasi dan alasan-alasan untuk berbagai masalah. Fokus desain hanya pada tujuan dan objektif pembelajaran akan terlalu terbatas. Data pencapaian siswa terhadap tujuan dan objektif tidaklah cukup karena data ini akan hanya menyediakan informasi tentang dimana kesalahan terjadi bukan mengapa terjadi. Kerangka kerja desain evaluasi formatif adalah strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran menjadi dasar untuk membuat material pembelajaran sekaligus kunci untuk menemukan kesalahan-kesalahan material pembelajaran. Menggunakan strategi pembelajaran sebagai kerangka pengembangan instrumen evaluasi dan prosedur akan membantu menghindari perancangan evaluasi formatif yang terlalu kecil fokusnya atau terlalu luas. Strategi pembelajaran digunakan untuk membantu mendesain evaluasi formatif dengan cara membuat sebua matrik yang memuat daftar komponen strategi pembelajaran di satu sisi dan mayor area pertanyaan tentang pengajaran di sisi lain. Pertemuan antara komponen dengan pertanyaan matrik, dapat dibuat pertanyaan yang harus dijawab dalam merancang evaluasi formatif. Menggunakan pertanyaan-pertanyaan ini kita dapat merencanakan instrumen yang tepat dan prosedur yang digunakan dan audien yang tepat sebagai informasi. Tabel 10.1 berikut memberikan gambar ini : Contoh Kerangka kerja Desain Evaluasi Formatif Tabel 10.1 Area Utama Pertanyaan tentang Material Komponen Pokok Material Tipe Belajar Isi Kejelasan Motivasi Manajemen Preinstruksional Motivasi awal Tujuan Kemampuan awal Penyajian Urutan Ukuran unit Isi Contoh Partisipasi Latihan Umpan Balik Penilaian Pretests Posttest Konteks Kinerja Penilai Pengumpulan data Spesialis Belajar Checklist wawancara Ahli konten Checklist wawancara Target siswa Observasi Wawancara Tes Material Target siswa Observasi Wawancara Tes Target siswa/guru Observasi Wawancara Lima area pertanyaan yang tepat untuk semua material adalah : 1. Apakah material sesuai untuk tipe tujuan pembelajaran (Intelektual atau ketrampilan motorik, sikap atau informasi verbal). 2. Apakah material pembelajaran memadai untuk pengajaran ketrampilan bawahan dan ketrampilan ini telah diurutkan dan dikelompokkan secara logika? 3. Apakah material jelas dan siap dimengerti oleh perwakilan target kelompok ? 4. Apa motivasi nilai material ? 5. Dapatkah material dikelola secara efisien ? Dua baris terakhir dari tabel 10.1 menunjukkan pertama : Siapa individu atau kelompok yang paling tepat untuk mengevaluasi masing-masing aspek material. Kedua mengingatkan untuk mempertimbangkan bagaimana cara mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dari evaluator ( ceklists atau daftar pertanyaan, wawancara, observasi). Dalam mendesain instrumen untuk mengumpulkan informasi dari peserta didik, harus mempertimbangkan tahapan (Satu-satu, kelompok kecil dan uji coba lapangan), pengelolaan (konteks kinerja dan belajar), dan sifat informasi yang dikumpulkan. Data-data informasi yang dikumpulkan minimal mencakup sebagari berikut : 1. Data tes dikumpulkan melalui tes kemampuan awal, pretest, posttest dan konteks performansi. 2. Catatan, komentar atau tanda yang dibuat peserta didik pada material pembelajaran tentang kesulitan-kesulitan yang ditemukan dalam material. 3. Pengumpulan data pertanyaan-pertanyaan sikap dan atau komentar hasil wawancara dimana peserta didik mengungkapkan keseluruhan reaksi mereka terhadap pembelajaran dan persepsi dimana kesulitannya secara umum. 4. Waktu yang diperlukan bagi peserta didik untuk menyelesaikan berbagai komponen dari pengajaran. 5. Reaksi dari ahli masalah subjek. Verifikasi akurat dan berlaku terhadap isi dari modul. 6. Reaksi manajer atau supervisor yang telah mengamati peserta didik menggunakan ketrampilannya dalam konteks performansi. 3. Peran ahli / pakar masalah subjek, pembelajaran dan spesialis pebelajar dalam evaluasi formatif Meskipun fokus proses evaluasi formatif adalah pada perolehan data dari peserta didik, adalah juga penting untuk mendapatkan tinjauan pengajaran dari ahli / pakar. Peran ahli dalam evaluasi formatif adalah : 1. Orang diluar proyek yang memiliki keahlian dalam area isi pengajaran. Mereka akan memberikan komentar pada akurasi dan berlakunya (currency) pengajaran. 2. Spesialis yang terlibat dalam outcomes tipe pembelajaran. 3. Adalah juga dapat membantu dengan membagi naskah / konsep pertama pengajaran dengan orang yang dikenal oleh target populasi, yang dapat melihat pengajaran dari sudut pandang target populasi. 4. Jenis Evaluasi Formatif a. Evaluasi satu-satu dengan Pebelajar Tujuan evaluasi satu-satu adalah mengidentifikasi dan menghilangkan kesalahan-kesalahan yang jelas dan nyata dalam pengajaran dan memperoleh indikasi performanasi yang awal dan reaksi terhadap konten dari peserta didik. Ini dilakukan dengan interaksi langsung antara perancang dan individu peserta didik. Perancang bekerja sendiri dengan tiga atau lebih peserta didik yang mewakili target populasi. Kriteria Selama pengembangan strategi pembelajaran dan pengajarannya sendiri, perancang membuat banyak sekali terjemahan dan keputusan yang menghubungkan isi, peserta didik, format pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran. Uji coba satu-satu memberikan kepada perancang pandangan sesaat terhadap kelangsungan dari hubungan ini dan terjemahan dari perspektif peserta didik. Tiga kriteria utama dan keputusan perancang yang akan dibuat selama evaluasi adalah sebagai berikut : 1. Kejelasan (Clarity). 2. Dampak Apa dampak pengajaran pada sikap individu peserta didik dan pencapaian tujuan ? 3. Kemungkinan dilaksanakan. (Seberapa mungkin pengajaran memberikan kesesuaian dengan sumber daya seperti waktu atau konteks ?) Pemilihan Peserta Didik Perancang harus memilih peserta didik dengan tepat dan mewakili target populasi. Peserta didik yang dipilih harus mewakili rentang kemampuan dari kelompok target populasi karena kemampuan selalu merupakan salah satu syarat untuk mempelajari ketrampilan dan informasi baru. Perancang setidaknya memilih satu diatas kemampuan rata-rata, satu yang rata-rata dan satu yang dibawah rata-rata kemampuannya. Perancang juga harus memperhatikan karakteristik lain selalu kemampuan yang mungkin berhubungan dengan pencapaian peserta didik dan oleh karena itu harus sistematis terwakili dalam evaluasi formatif. Untuk evaluasi satu-satu, perancang memilih satu dengan sikap yang sangat positf, satu yang netral, dan satu yang negatif. Pengumpulan Data Tabel 10.2 memuat tipe informasi yang dapat diperoleh untuk perbandingan dengan kejelasan, dampak dan kriteria kemungkinan dilaksanakan. Daftar di masing-masing kategori kriteria dimaksudkan untuk ilustrasi dari pada mendalam sekali sebab derajat relevansi dari masing-masing jenis informasi mungkin berbeda dari kematangan peserta didik, isi pembelajaran dan metode penyampaian. Tabel 10.2 Kriteria evaluasi formatif untuk ujicoba satu-satu dan tipe informasi untuk masing-masing kriteria KRITERIA PESAN HUBUNGAN PROSEDUR Kejelasan Pengajaran • Level kosa kata • Kompleksitas kalimat • Kompleksitas pesan • Pendahuluan • Elaborasi • Kesimpulan • Transisi Sikap • Konteks • Contoh • Analogi • Ilustrasi • Demonstrasi • Tinjauan • Ringkasan Prestasi / Pencapaian • Urutan • Ukuran bagian • Transisi • Langkah • Variasi Dampak pada Peserta didik • Kegunaan informasi dan skill (relevansi) • Seberapa mudah/sulit mempelajari informasi dan ketrampilan (konfiden) • Kepuasan thd ketrampilan yang dipelajari. Peserta Didik • Kejelasan arah dan butir untuk posttests. • Skor pada posttests. Sumber (Resources) Fisibel • Kematangan • Independensi • Motivasi • Waktu • Peralatan • Lingkungan Dalam hal kejelasan, terdapat tiga katagori utama untuk memperjelas informasi yaitu : pesan, hubungan dan prosedur. Pesan, berhubungan dengan seberapa jelas pesan bagi peserta didik mencakup : kosa kata yang digunakan, kompleksitas kalimat dan struktur pesan. Katagori kedua, hubungan, merujuk kepada bagaimana pesan disusun untuk peserta didik, mencakup konteks, contoh, analogi, ilustrasi, demontrasi, tinjauan, ringkasan. Area ketiga prosedur merujuk pada karakteristik dari pengajaran seperti urutannya, ukuran bagian yang disajikan, transisi antar bagian, langkah dan bariasi yang dibangun kedalam penyajian. Kriteria kedua di Tabel 10.2 adalah Dampak pada peserta didik berhubungan dengan sikap tentang pengajaran dan pencapaiannya pada tujuan spesifik. Evaluator perlu untuk menentukan apakah peserta didik merasa pengajaran yang diberikan : 1. Secara personal relevan dengannya. 2. Dapat diselesaikan dengan upaya yang pantas. 3. Menarik dan memuaskan Kriteria ketiga di Tabel 10.2 adalah Fisibel (dapat dikerjakan), berhubungan dengan pertimbangan orientasi manajemen yang dapat diuji selama uji coba satu-satu. Pertimbangan fisibel mencakup kemampuan peserta didik, media pembelajaran, dan lingkungan pembelajaran : 1. Bagaimana kematangan, independensi, motivasi peserta didik ? 2. Dapatkah peserta didik mengoperasikan berbagai peralatan yang dibutuhkan? 3. Apakah peserta didik merasa senang dengan linkungan ini ? 4. Apakah biaya penyampaian pengajaran pantas diberikan waktu yang dibutuhkan ? Prosedur Prosedur yang khas dalam evaluasi satu-satu adalah menjelaskan kepada peserta didik bahwa satu set material pembelajaran telah didesain dan diharapkan respon peserta didik terhadap material tersebut. Kesalahan yang mungkin dilakukan peserta didik seharusnya merupakan kekurangan dari material bukan kesalahan peserta didik. Ketika peserta didik menggunakan material ini, mereka menemukan kesalahan yang berhubungna dengan percetakan, konten yang hilang, halaman yang hilang, grafik dengan pelebelan yang tidak tepat, hubungan yang tidak tepat pada halaman web, dan kesalahan karena kesulitan mekanik lainnya. Penilaian dan Kuesioner Setelah menyelesaikan ujicoba satu-satu, harus direview posttest dan pertanyaan-pertanyaan sikap dalam cara yang sama. Setelah masing-masing langkah dalam butir penilaian, tanyakan kepada peserta didik mengapa mereka memberikan respon seperti yang mereka lakukan. Ini akan membantu menunjukkan bukan hanya kesalahan tetapi juga alasan-alasan kesalahan. Kita juga harus mengevalausi kegunaan dari instrumen evaluasi. Kriteria umum yang digunakan dalam mengevaluasi elemen tercakup dalam instrumen adalah sebagai berikut : 1. Pertimbangkan masing-masing elemen yang perlu diperhatikan 2. Kejelasan cara menerangkan elemen. 3. Efisiensi urutan perintah. Waktu belajar Adalah waktu yang diperlukan bagi peserta didik / pebelajar untuk menyelesaikan pembelajaran mereka. Hanya estimasi kasar yang dapat diperoleh dari evaluasi satu-satu tergantung interaksi antara peserta didik dengan perancang. Kita dapat mengurangkan persentase waktu yang digunakan dengan total waktu tetapi pengalaman mengindikasikan bahwa banyak estimasi yang tidak begitu akurat. Interpretasi Data Interpretasi data dari evaluasi uji coba satu-satu adalah hal yang kritis dan penting. Perhatikan jangan terlalu mengeneralisasi data yang diperoleh dari hanya satu individu. Walaupun dipastikan partisipasi target peserta didik mewakili kelompok yang diteliti akan membantu memastikan reaksi mereka adalah khas dari target kelompok, namun tidak ada garansi bahwa target peserta didik kedua akan merespon dengan cara yang sama. Perbedaan kemampuan , harapan dan personalitis diantara anggota target kelompok menghasilkan data yang berbeda dari masing-masing individu. Informasi yang diperoleh dari ujicoba satu-satu hanya sebagai pandangan sekilas yang mungkin atau tidak mungkin general. Kesalahan-kesalahan yang terlihat selama ujicoba akan memerlukan segera revisi yang akurat. Hasil Belajar (Outcomes) Hasil belajar dari ujicoba satu-satu adalah pembelajaran yang : 1. Mengandung kosa kata yang tepat, kompleksitas bahasa, contoh dan ilustrasi partisipasi peserta didik. 2. Menghasilkan sikap peserta didik yang pantas dan pencapaian atau diperbaiki dengan tujuan meningkatkan sikap dan kinerja peserta didik. 3. Terlihat fisibel untuk digunakan dengan peserta didik yang ada, sumber daya dan pengelolaan. b. Evaluasi Kelompok Kecil Terdapat dua tujuan utama dari evaluasi kelompok kecil yaitu : 1. Menentukan efektivitas perubahan yang dibuat berdasarkan evaluasi satu-satu dan mengidentifikasi berbagai masalah belajar yang tertinggal yang mungkin ada. 2. Menentukan apakah peserta didik dapat menggunakan pengajaran tanpa interaksi dengan instruktur / guru. Kriteria dan Data Informasi yang diperoleh tentang fisibilitas pengajaran selalu mencakup : 1. Waktu yang diperlukan bagi peserta didik untuk menyelesaikan sekaligus pengajaran dan ukuran kinerja yang diperlukan. 2. Biaya dan kelangsungan penyampaian pengajaran pada format dan lingkungan yang diperlukan. 3. Sikap penerapan atau pengelolaan pengajaran. Pemilihan Peserta Didik Untuk kelompok kecil diperlukan kira-kira 8 - 20 orang peserta didik. Jika kurang dari delapan maka data akan tidak terlalu mewakili target populasi. Di sisi lain kalau melebihi dua puluh peserta didik maka data dari tambahan peserta didik tidak akan memberikan informasi tambahan. Dalam pengelolaan penelitian ideal, pemilihan peserta didik dapat dilakukan secara random yang akan memungkinkan kita mengeneralkan seluruh target populasi. Yaitu dengan cara memilih satu orang yang mewakili masing-masing sub kelompok.Contoh beberapa sub kelompok yang mungkin termasuk seperti : a. Pencapaian siswa yang Rendah, rata-rata dan tinggi. b. Peserta didik dengan berbagai bahasa ibu (daerah). c. Peserta didik yang akrab dengan prosedur umum (Pengajaran berbasis web) dan yang tidak. d. Peserta didik muda yang tidak berpengalaman seperti yang dewasa. Prosedur Prosedur dasar yang digunakan dalam evaluasi kelompok kecil berbeda tipis dengan evaluasi satu-satu. Instruktur mulai dengan menjelaskan material berada dalam tahap pengembangan formatif dan untuk itu perlu untuk memperoleh umpan balik bagaimana meningkatkannya. Sambil menjelaskan, instruktur mengatur material dalam cara yang diperlukan seperti apabila dalam bentuk yang sudah final. Instruktur hanya intervensi ketika peralatan gagal, peserta didik terhenti dalam proses pembelajaran dan tidak dapat melanjutkan. Kesulitan-kesulitan peserta didik dan solusinya harus dicatat sebagai bagian data revisi. Penilaian dan Kuesioner Tujuan utama memperoleh reaksi peserta didik terhadap pengajaran adalah mengidentifikasi persepsi, kelemahan dan kekuatan dalam implementasi strategi pembelajaran. Pertanyaan-pertanyaan berikut selalu digunakan : 1. Apakah pengajaran menarik ? 2. Apakah anda mengerti apa yang seharusnya anda pelajari ? 3. Apakah material berhubungan langsung dengan tujuan ? 4. Apakah termasuk latihan praktek yang cukup ? 5. Apakah latihan praktek relevan ? 6. Apakah tes benar-benar mengukur pengetahuan anda tentang tujuan ? 7. Apakah anda menerima umpan balik yang cukup pada latihan praktek ? 8. Apakah anda mereka percaya diri ketika menjawab pertanyaan tes ? Analisis dan Ringkasan Data Informasi deskriptif dan kuantitatif yang diperoleh selama uji coba harus diringkas dan dianalisis. Data kuantitatif terdiri dari skor tes sebaik waktu yang diminta dan biaya proyek. Informasi deskripsi terdiri dari komentar yang terkumpul dari kuesioner sikap, wawancara atau catatan evaluator (instruktur) selama ujicoba. Hasil Belajar (Outcomes) Perbaikan diperlukan dalam pengajaran seperti : perubahan contoh dan kosa kata dalam item tes atau meningkatkan alokasi waktu belajar. Modifikasi mungkin juga memerlukan perubahan utama dalam strategi pembelajaran (strategi motivasi, urutan tujuan, format penyampaian pembelajaran) atau dalam penyajian informasi kepada peserta didik. Sekali pengajaran diperbaiki dengan cukup memadai, ujicoba lapangan dapat dimulai. c. Uji Coba Lapangan Tujuan dari bagian terakhir dari evaluasi formatif adalah untuk menentukan apakah perubahan dalam pengajaran yang dibuat setelah evaluasi kelompok kecil, efektif. Tujuan lain adalah untuk melihat apakah pengajaran dapat digunakan dalam konteks yang dimaksud, apakah secara administrasi mungkin untuk menggunakan pengajaran dalam pengelolaan yang dikehendaki. Lokasi Evaluasi Dalam menentukan tempat untuk evaluasi lapangan, perlu memperhitungkan dua situasi berikut : 1. Jika material pembelajaran diuji coba di kelas yang saat ini menggunakan kelompok besar, lockstep pacing maka penggunaan material pembelajaran sendiri mungkin sangat baru dan merupakan pengalaman yang berbeda bagi peserta didik. Adalah penting untuk meletakan dasar bagi prosedur baru dengan menjelaskan kepada peserta didik bagaimana material digunakan dan mereke membedakannya dengan pengajaran biasanya. 2. Jika material diuji coba di kelas individual maka akan sulit menemukan kelompok peserta didik yang cukup besar yang siap bagi material pembelajaran sebab peserta didik akan disebar dalam material yang mereka pelajari. Kriteria dan Data Tujuan utama dari uji coba lapangan adalah menetapkan dan menghilangkan berbagai masalah yang tertinggal dalam pengajaran. Terdapat banyak persamaan antara uji coba kelompok kecil dengan uji coba lapangan. Keputusan yang harus dibuat selama kedua tipe uji coba adalah apakah performansi peserta didik cukup memadai dan penyampaian pengajaran adalah terjangkau. Persamaan yang lain adalah pada pengumpulan informasi peserta didik pada pencapaian dan sikap, prosedur instruktur dan sikap, sumber seperti waktu, biaya, tempat dan peralatan. Perbedaan diantara kedua ujicoba adalah kepuasan aktual dari material, peserta didik, prosedur , instruktur dan pengelolaan. Pemilihan Peserta Didik Uji coba lapangan mengikutsertakan sekitar 30 orang peserta didik dalam satu kelompok yang mewakili target populasi dimana material hendak diberikan. Karena kelompok yang khas sulit ditemukan maka perancang sering memilih dari beberapa kelompok yang berbeda. Hal ini untuk memastikan data yang akan dikumpulkan sesuai dengan kondisi yang di kehendaki seperti kelas terbuka, pengajaran tradisional dan pusat belajar jarak jauh. Prosedur uji coba lapangan Prosedur uji coba lapangan hampir sama dengan uji coba kelompok kecil dengan beberapa perkecualian. Perubahan utama adalah pada peran perancang yang seharusnya tidak melakukan lebih dari sebagai pengamat proses. Karena pengajaran memerlukan instruktur yang khas maka perancang harus mendesain dan memberikan pelatihan khusus kepada instruktur agar mengetahui secara pasti bagaimana menggunakan pengajaran itu. Perbedaan lain, pretest dan posttest akan dimodifikasi atau dikurangi hanya untuk menilai kemampuan awal yang paling penting dan ketrampilan yang akan diajarkan. Ringkasan Data dan Interpretasi Ringkasan data dan prosedur analisis adalah sama antara kelompok kecil dan uji coba lapangan. Data pencapaian seharusnya diatur oleh tujuan pembelajaran dan informasi sikap dari peserta didik dan instruktur seharusnya diarahkan pada tujuan spesifik ketika mungkin. Meringkas data pada format ini akan membantu menentukan area pengajaran yang tidak efektif. Informasi dari uji coba lapangan ini digunakan untuk merencanakan revisi akhir dalam pengajaran. Hasil Belajar (Outcomes) Tujuan uji coba lapangan dan revisi akhir adalah pengajaran efektif yang menghasilkan level yang diinginkan dari pencapaian peserta didik dan sikap dan fungsi ini seperti yang diharapkan dalam pengaturan pembelajaran. Revisi yang tepat, dibuat dalam pengajaran menggunakan data tentang area masalah yang diperoleh dari uji coba lapangan. 5. Fungsi Evaluasi Formatif Evaluasi formatif dari material pembelajaran adalah dilakukan untuk menentukan efektivitas dari material dan merevisinya dalam area dimana yang tidak efektif. Evaluasi formatif seharusnya dilakukan pada pengembangan material baru sebaik material yang ada yang dipilih berdasarkan pada strategi pembelajaran. Evaluasi formatif harus didesain untuk memproduksi data untuk menentukan dengan tepat area spesifik dimana pengajaran salah dan mengusulkan bagaimana merevisinya. 6. Kesimpulan Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan instruktur selama dalam perkembangan atau dalam kurun waktu proses pelaksanaan suatu program pengajaran. Dengan maksud agar segera dapat mengetahui kemungkinan adanya penyimpangan-penyimpangan, ketidaksesuaian pelaksanaan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya dan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu fungsi dari pada evaluasi formatif adalah terutama ditujukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Kuesioner Sikap untuk Langkah Utama 6 : Mengelola Interaksi Kerjasama Kelompok, Session 10, Tujuan 6.1.1 sampai 6.5.1 Session 10 : Perilaku yang melahirkan kerjasama anggota INSTRUKSI : Gunakan kuesioner berikut untuk menilai efektivitas sesi hari ini pada perilaku yang melahirkan kerjasama anggota. Berikan nilai kualitas dari pengajaran dalam lima katagori utama. Daftar masing-masing area pembelajaran di sebelah kiri. Lingkari respon di sebelah kanan mencerminkan persepsi level kualitas terbaik. Pada bagian akhir, berikan komentar pada sesi ini yang dipertimbangkan menjadi kekuatan atau masalah. I. Perhatian : Pada tingkat berapa aktivitas pembelajaran berikut menarik perhatian anda ? TINGKAT PERHATIAN AREA PEMBELAJARAN (Lingkari salah satu pada masing2 area) A. Membaca, analisis catatan dialog ilustrasi Rapat NCW : 1. Aksi anggora yang membantu interaksi kerjasama Kecil 1 2 3 4 5 Penuh perhatian 2. Strategi pimpinan untuk mendorong kerjasama kelompok Kecil 1 2 3 4 5 Penuh perhatian B. Memperhatikan, analisis videotape rapat NCW 3. Tindakan positif anggota yang mendukung Interaksi kerjasama Kecil 1 2 3 4 5 Penuh perhatian 4. Pimpinan NCW melahirkan perilaku kerjasama anggota Kecil 1 2 3 4 5 Penuh perhatian C. Memperagakan diri sendiri sebagai pimpinan kelompok untuk : 5. Melahirkan perilaku kerjasama anggota dalam kelompok saya Kecil 1 2 3 4 5 Penuh perhatian II. Berhubungan : Pada tingkat mana anda percaya ketrampilan berikut relevan untuk membantu anda menjadi pimpinan yang efektif di rapat pemecahan masalah NCW ? TINGKAT RELEVANSI 6. Mengenal perilaku kerjasama anggota selama rapat Kecil 1 2 3 4 5 Sangat Relevan 7. Melahirkan perilaku kerjasama anggota selama Rapat Kecil 1 2 3 4 5 Sangat Relevan III. Percaya diri : Pada level mana kepercayaan yang anda miliki bahwa anda dapat efektif menggunakan ketrampilan manajemen interaksi kelompok dalam diskusi pemecahan masalah NCW ? TINGKAT KEPERCAYAAN 8. Mengenal perilaku kerjasama anggota selama rapat Kecil 1 2 3 4 5 Sangat percaya 9. Melahirkan perilaku kerjasama anggota selama rapat Kecil 1 2 3 4 5 Sangat percaya IV. Kejelasan : Pada level mana kejelasan yang dipercaya terhadap material pembelajaran dan kegiatan ? TINGKAT KEJELASAN 10. Sesi pengenalan Sedikit 1 2 3 4 5 Sangat jelas 11. Tujuan sesi Sedikit 1 2 3 4 5 Sangat jelas 12. Dialog bercatatan dari rapat NCW Sedikit 1 2 3 4 5 Sangat jelas 13. Videotape rapat NCW Sedikit 1 2 3 4 5 Sangat jelas 14. Peragakan diri sendiri sebagai pemimpin kelompok Sedikit 1 2 3 4 5 Sangat jelas 15. Pembelajaran kegiatan pemimpin kelompok Sedikit 1 2 3 4 5 Sangat jelas 16. Ceklis yang digunakan untuk menemukan kegiatan Pemimpin yang positif Sedikit 1 2 3 4 5 Sangat jelas 17. Umpan balik pada latihan untuk opsi pemimpin dan Anggota positif Sedikit 1 2 3 4 5 Sangat jelas V. Kepuasan : Secara keseluruhan, seberapa puas anda dengan : TINGKAT KEPUASAN 18. Fasilitas Sedikit 1 2 3 4 5 Sangat puas 19. Instruktur Sedikit 1 2 3 4 5 Sangat puas 20. Langkah Sedikit 1 2 3 4 5 Sangat puas 21. Pengajaran Sedikit 1 2 3 4 5 Sangat puas 22. Anda sendiri, relatif terhadap ketrampilan baru Sedikit 1 2 3 4 5 Sangat puas Yang telah anda kembangkan / perbaiki VI. Komentar : Berikan komentar pada aspek-aspek sesi ini yang menurut anda merupakan kekuatan atau permasalahan. Kekuatan Permasalahan Pendahuluan : Tujuan : Dialog bercatatan : Videotape : Sesi interaksi kepemimpinan : Penilaian : Lainnya : Lainnya : DAFTAR PUSTAKA Dick, W. & Carey, L. 2005. The Sistematic Design Of Instructional. Illinois, Glenview: Scot, Foresman and Company.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar